Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons Pemerintah China soal Ledakan Smelter PT ITSS di Morowali

Untuk diketahui, hampir 50 persen saham PT IMIP dimiliki oleh perusahaan induk Tiongkok.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Respons Pemerintah China soal Ledakan Smelter PT ITSS di Morowali
Ist via Tribun Palu
Pekerja nekat melompat dari ketinggian untuk menyelamatkan diri dari ledakan tungku Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah China buka suara soal ledakan smelter di pabrik PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel) di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Kejadian itu mengakibatkan 18 orang pekerja tewas.

Dimana 8 tenaga kerja asing berasal dari Tiongkok meninggal dalam kejadian itu.

Dalam jumpa pers, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menyatakan belasungkawa atas para korban.

"Kami (Tiongkok) bersedih atas banyaknya korban jiwa akibat kecelakaan," tuturnya dalam jumpa pers di depan awak media di Beijing, China.

Baca juga: Penyebab Ledakan Smelter di Morowali Masih Diinvestigasi, Kemenaker Siapkan Sanksi ke PT ITSS

Dia mengatakan kementeriannya bekerja sama dengan sejumlah pihak berwenang di Indonesia telah menginstruksikan Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta untuk memberikan bantuan setelah kejadian tersebut.

Berita Rekomendasi

Termasuk memastikan perawatan medis diberikan kepada para korban cedera dan membantu menentukan penyebab kecelakaan tersebut.

"Kami telah menginstruksikan Kedutaan Besar China di Indonesia untuk segera memverifikasi situasi dan menangani kecelakaan tersebut. Kedutaan segera mengaktifkan mekanisme tanggap darurat dan menghubungi pihak terkait untuk berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan dan merawat korban luka," ujar Mao Ning dikutip pada Rabu (27/12/2023).

Untuk diketahui, hampir 50 persen saham PT IMIP dimiliki oleh perusahaan induk Tiongkok.

Sementara sisanya dimiliki oleh dua perusahaan Indonesia.

Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 2013 dan kini menjadi kawasan industri berbasis nikel terbesar di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas