Yoav Gallant: Israel Diserang dari 7 Sektor Berbeda
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut Israel diserang dari 7 sektor berbeda: Gaza, Lebanon, Suriah, Yudea-Samaria, Irak, Yaman dan Iran.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza masih berlangsung hingga hari ini, 27 Desember 2023.
Gencatan senjata sementara disepakati selama satu minggu, tetapi perang kembali berlanjut pada 1 Desember.
Terbaru, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut Israel diserang dari 7 sektor berbeda, yakni Gaza, Lebanon, Suriah, Yudea dan Samaria, Irak, Yaman dan Iran, dilansir ABC News.
"Kita sudah bereaksi dan bertindak terhadap enam di antaranya," ujar Gallant dalam pertemuan Komite Luar Negeri dan Pertahanan, Selasa (26/12/2023).
"Dan saya mengatakan ini dengan cara yang paling eksplisit: Siapa pun yang bertindak melawan kami adalah target potensial."
"Tidak ada kekebalan bagi siapa pun.”
Baca juga: Lagi-lagi Israel Telanjangi dan Todong Senjata Puluhan Warga Palestina, Kini Ada Wanita & Anak-anak
Axis of Resistance atau Poros Perlawanan
Negara-negara yang disebutkan oleh Gallant di atas sebagian besar masuk ke dalam Poros Perlawanan.
Poros Perlawanan adalah label yang digunakan untuk merujuk pada koalisi anti-Israel dan anti-Barat yang dipimpin oleh pemerintah Iran.
Poros perlawanan mencakup kelompok Muslim Sunni dan Syiah serta pemerintah di Yaman, Suriah, Lebanon, Gaza dan Irak, dengan perbedaan dan tingkat kedekatan yang berbeda-beda satu sama lain dan dengan Teheran, NPR melaporkan.
Rezim Iran dan Pasukan Quds, yang merupakan bagian dari Korps Garda Revolusi Iran, berkontribusi lebih besar untuk mengembangkan jaringan tersebut.
Poros perlawnan ini juga mencakup kelompok militan Lebanon dan partai politik Syiah Hizbullah, rezim Suriah dan milisi Syiah di Suriah, yang dibangun dan dilatih oleh Teheran.
Pemberontak Houthi di Yaman juga berada di bawah poros tersebut.
Kelompok Houthi telah melancarkan perang saudara melawan pemerintah Yaman – yang didukung oleh Arab Saudi – selama hampir satu dekade.
Poros ini juga terdiri dari milisi di Pasukan Mobilisasi Populer di Irak yang didukung Iran, yang dibentuk untuk membantu memerangi ISIS pada tahun 2014.