Badai Petir Melanda Australia Tewaskan 10 Orang, Atap Bangunan hingga Tiang Listrik Roboh
Badai hebat melanda negara bagian timur Australia selama liburan Natal yang menewaskan 10 orang, termasuk anak berusia 9 tahun.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Badai hebat melanda negara bagian timur Australia selama liburan Natal.
Akibat badai tersebut, 10 orang di negara bagian Queensland tewas.
Dari 10 korban, satu di antaranya adalah seorang gadis berusia 9 tahun bernama Mia Holland-McCormack yang dilaporkan hanyut dalam saluran air yang banjir di pinggiran Brisbane, ibu kota Queensland.
“Mia menyukai petualangan dan melakukan kenakalan,” demikian bunyi pernyataan dari seorang kerabat di halaman penggalangan dana GoFundMe yang dibuat untuk membantu keluarga Mia setelah kematiannya.
Tiga pria tenggelam setelah sebuah kapal pesiar terbalik di dekat Teluk Moreton, di lepas pantai kota Brisbane.
Delapan orang lainnya harus diselamatkan dari air.
Seorang pria yang jasadnya ditemukan di wilayah Gippsland di Victoria diperkirakan sedang berkemah bersama seorang wanita yang juga terbunuh.
Baca juga: Mensos Risma Resmikan Bantuan 20 Unit Rumah Tahan Gempa Bagi Penyintas Badai Seroja
Dua wanita ditemukan tewas di utara Brisbane setelah tersapu air banjir ke saluran air badai, sementara dua orang lainnya tewas setelah tertimpa pohon tumbang.
Badai petir hebat melanda pantai timur negara itu pada tanggal 25 dan 26 Desember, membawa hujan es besar, angin kencang, dan hujan lebat.
Sungai-sungai meluap dan angin meruntuhkan atap-atap rumah serta menumbangkan pohon-pohon di beberapa daerah yang terkena dampak paling parah.
Tidak hanya itu, tiang listrik berbahan beton juga rubuh akibat angin kencang.
“Ini pertama kalinya tiang listrik beton hancur akibat badai, ini cukup signifikan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Perdana Menteri Queensland Steven Miles, dikutip dari BBC.
Perusahaan listrik Queensland, Energex, mengatakan badai tersebut merobohkan lebih dari 1.000 jaringan listrik dan sekitar 86.000 rumah tangga masih hidup tanpa aliran listrik.
Diperkirakan akan memakan waktu berhari-hari untuk memulihkan listrik bagi sebagian orang, dikutip dari Al Jazeera.