Warga Palestina Gelar Operasi Gerilya Bantu Hamas Lawan Israel, 20.000 Pasukan IDF Jadi Korban
Warga Palestina belakangan menggelar operasi gerilya untuk membantu Hamas memukul pasukan Israel dari kawasan Gaza.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Dua tentara israel yang tengah berjaga di pos pemeriksaan Mazmoria dekat Beit Lahm dilaporkan terluka parah setelah ditikam warga Palestina.
Dua tentara Israel itu masing-masing menderita luka sedang dan parah di daerah vital.
Melansir dari Al Mayadeen, penikaman tersebut dilakukan warga Palestina sebagai bagian dari strategi operasi gerilya untuk memukul pasukan Israel dari kawasan Gaza.
Baca juga: Bantah Klaim Netanyahu, Banyak Tentara IDF yang Dirawat Tak Mau Temui PM Israel
Sayangnya pasca-melakukan perlawanan, warga Palestina tersebut dinyatakan tewas akibat diberondong peluru Israel.
Sebagai informasi operasi gerilya seperti ini belakangan mulai aktif dilakukan warga Palestina.
Mereka beralasan serangan tersebut merupakan bentuk balasan atas kejahatan yang dilakukan Zionis Israel.
Tak tanggung-tanggung untuk membantu Hamas melakukan perlawan kepada tentara Israel, warga Palestina nekat menggempur iring-iringan tank Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dengan bom api.
Dari cuplikan video yang beredar di media sosial beberapa bola api tampak berhasil menghantam kendaraan Zionis hingga terbakar membara.
Serangan ini menunjukkan kemajuan luar biasa para pejuang Palestina dalam melawan agresi militer Israel.
Baca juga: Pasukan Israel Geledah Money Changer di Tepi Barat, Bawa Kabur Rp 43 Miliar
20.000 Pasukan IDF Diklaim Cacat
Selain memicu pembengkakan kerugian bagi negara Israel, serangan yang dilakukan warga Palestina dan militan Hamas juga membuat jumlah korban cacat Israel meningkat.
Ketua Organisasi Veteran Penyandang Disabilitas, Edan Kleiman mengatakan kepada Bloomberg jumlah korban cedera meningkat sekitar 20.000.
Menurut Kleiman, ini merupakan pertama kalinya Israel menyaksikan banyaknya korban yang harus direhabilitasi.
“Akan ada dampak jangka panjang jika kita melihat banyaknya penyandang disabilitas yang harus direhabilitasi oleh Israel, yang juga dapat menimbulkan masalah ekonomi," kata Ilmuwan politik Israel dan profesor kebijakan militer publik, Yagil Levy.