Gegara Aksi Boikot, Suntikan Modal Startup di Israel Anjlok Jadi Terendah Sejak 2015
Penurunan pendanaan modal ventura ini terjadi pasca warga dunia kompak melakukan Gerakan Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Startup teknologi asal Israel dilaporkan mengalami penurunan pendanaan sebesar 15 persen pada kuartal terakhir tahun ini menjadi 1,45 miliar dolar AS, terendah sejak 2015.
Penurunan pendanaan modal ventura ini terjadi pasca warga dunia kompak melakukan Gerakan Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) kepada perusahaan Israel.
Seruan boikot yang dilakukan oleh generasi muda melalui jejaring media sosial seperti TikTok dan Instagram awalnya diterapkan sebagai sanksi bagi Israel atas serangan ke warga Gaza. Namun setelah sebulan lebih boikot diterapkan, bisnis perusahaan Israel perlahan mulai ditinggal investor.
Baca juga: Dampak Boikot Produk Pro Israel, CEO Starbucks Minta Masyarakat Berhenti Demo Kedai Kopinya
Tak hanya itu jumlah transaksi mengalami penurunan signifikan sebesar 44 persen dibandingkan tahun lalu, dengan 392 transaksi pendanaan yang tercatat sepanjang tahun.
“Pendanaan untuk startup teknologi Israel pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 6,9 miliar dolar, akan tetapi akibat perang pendanaan startup yang berasal dari investor asing turun 56 persen dari tahun sebelumnya,” jelas laporan IVC Data and Insights dan LeumiTech.
Dampak Boikot Israel Merugi Miliaran Dolar AS
Kendati belum ada laporan resmi terkait nilai kerugian yang diderita Israel, namun menurut data yang dirilis Al Jazeera, pada 2018 lalu Israel sempat merugi hingga 11,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 177,37 triliun per tahun buntut gerakan boikot produk pro-Israel.
Pernyataan itu didukung oleh data dari Bank Dunia yang menunjukkan bahwa ekspor barang-barang "intermediet" Israel mengalami penurunan tajam dari 2014 hingga 2016 sehingga menimbulkan kerugian sekitar 6 miliar dolar AS per tahun.
"BDS dilihat sebagai ancaman nyata bagi legitimasi dan pendirian Israel di tingkat global. Jika ini dibiarkan, maka akan menghancurkan Israel," kata analis politik Dov Waxman.
Ekonomi Israel Susut 2 Persen
Pasca perang antara Israel dan Hamas memuncak, Kementerian Keuangan Israel mengumumkan bahwa perekonomian negaranya saat ini mengalami kemunduran dan hanya tumbuh 2 persen, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,7 persen di tahun 2023.
"Faktor utama yang membebani pertumbuhan adalah sentimen konsumen yang buruk yang kemungkinan besar akan berdampak pada belanja swasta yang datar, yang merupakan pendorong pertumbuhan utama Israel," kata kementerian.
Belum diketahui sampai kapan ekonomi Israel akan mengalami krisis, namun kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga beberapa tahun depan, ,mengingat saat ini beban negara terus bertambah akibat jumlah pengangguran yang meningkat hingga 900.000 orang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.