Populer Internasional: Hamas Mampu Teruskan Perang hingga Berbulan-bulan - Posisi Israel Terdesak
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya Hamas diklaim mampu meneruskan perang hingga berbulan-bulan hingga posisi Israel terdesak.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant juga memprediksi perang di Gaza masih akan berlangsung hingga berbulan-bulan ke depan.
2. Posisi Israel Terdesak, 20.000 Pasukan Diklaim Cacat dan Trauma Imbas Perang
Baca juga: Satu Lagi Tentara Israel Diumumkan Tewas, Perwira IDF Dilikuidasi oleh Pejuang Hamas di Gaza Utara
Jumlah tentara Israel yang mengalami luka-luka telah meningkat.
Ketua Organisasi Veteran Penyandang Disabilitas, Edan Kleiman mengatakan kepada Bloomberg jumlah korban cedera meningkat sekitar 20.000.
Jumlah tersebut apabila tentara yang mengalami trauma dihitung.
Menurut Kleiman, ini merupakan pertama kalinya Israel menyaksikan banyaknya korban yang harus direhabilitasi.
Selain jumlah tentara Israel yang mengalami luka-luka meningkat, tentara yang mengalami gangguan trauma juga meningkat selama perang.
Peningkatan ini menambah biaya medis tambahan untuk rehabilitasi dan kompensasi yang tidak diperhitungkan, dikutip dari Al Maydeen.
Ilmuwan politik Israel dan profesor kebijakan militer publik, Yagil Levy mengatakan, peningkatan jumlah tentara yang mengalami gangguan mental ini akan berdampak panjang pada perekonomian Israel.
“Akan ada dampak jangka panjang jika kita melihat banyaknya penyandang disabilitas yang harus direhabilitasi oleh Israel, yang juga dapat menimbulkan masalah ekonomi," katanya.
Para tentara yang terluka juga harus menghadapi kenyataan baru, mengalami cacat hingga rasa bersalah.
3. Konflik Merembet ke Amerika Latin, Maduro Siapkan 5.600 Tentara, Negara Barat Ini Turut Campur
Baca juga: Rakyat Venezuela Mendukung Perlawanan Palestina, Sebut Zionisme Musuh Bersama
Di saat peperangan masih berkobar di Ukraina dan Timur Tengah, kondisi politik di Amerika Selatan mulai ikut memanas.
Inggris mengirimkan kapal perangnya ke Guyana, bekas koloni negara itu menyusul panasnya sengketa perbatasan antara Guyana dengan Venezuela pada Kamis (28/12/2023).