Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bos Hamas Saleh al-Arouri Pernah Singgung Ingin Mati Syahid, Kini Tewas akibat Drone Israel

Bos Hamas Saleh al-Arouri pernah menyinggung keinginannya soal mati syahid. Menurutnya, ia sudah hidup terlalu lama.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Bos Hamas Saleh al-Arouri Pernah Singgung Ingin Mati Syahid, Kini Tewas akibat Drone Israel
KHALED DESOUKI / AFP
Bos Hamas, Saleh al-Arouri. al-Arouri tewas dalam serangan drone Israel di Beirut, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Empat bulan sebelum tewas, al-Arouri sempat menyinggung soal keinginannya mati syahid. 

Ia bersekolah di sekolah lokal untuk pendidikan dasar dan lulus sekolah menengah pada 1984.

Setelahnya, al-Arouri mendaftar ke Universitas Hebron di Tepi Barat bagian selatan dan lulus dengan gelar sarjana di bidang Syariah Islam pada 1992.

Dikutip dari Anadolu Agency, sejak remaja, al-Arouri bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan memimpin Aksi Mahasiswa Islam di Universitas Hebron pada 1985.

Setelah Hamas didirikan pada akhir 1987 oleh Ikhwanul Muslim, al-Arouri bergabung.

Baca juga: Selain Saleh al-Arouri, Israel Bunuh 2 Komandan Brigade Al-Qassam dan 4 Kader Hamas di Lebanon

Al-Arouri pernah dipenjara oleh tentara Israel dalam penahanan administratif tanpa pengadilan untuk jangka waktu terbatas antara tahun 1990-1992, karena keterlibatannya dengan Hamas.

Ia dianggap sebagai salah satu pendiri Brigade al-Qassam, kelompok sayap Hamas.

Saat al-Arouri menjadi buron tentara Israel, ia mendirikan sel-sel aparat militer Brigade al-Qassam di Tepi Barat antara 1991-1992.

Berita Rekomendasi

Lalu, di tahun 1992, ia kembali ditangkap oleh tentara Usrael dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena aksinya itu.

Sepanjang masa penahanannya, ia memainkan peran penting dalam memimpin Hamas dan berjuang melawan administrasi penjara.

Al-Arouri dibebaskan pada 2007, namun Israel menangkapnya kembali tiga bulan kemudian.

Ia ditahan selama tiga tahun hingga tahun 2010.

Mahkamah Agung Israel kemudian memutuskan untuk membebaskan al-Arouri dan mengasingkannya dari Palestina.

Ia kemudian dideportasi ke Suriah, di mana al-Arouri tinggal selama tiga tahun sebelum hidup sebagai pengembara di beberapa negara.

Terakhir, al-Arouri pindah ke Lebanon sampai pembunuhannya pada 2 Januari 2023, kemarin.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas