Bos Hamas Saleh al-Arouri Pernah Singgung Ingin Mati Syahid, Kini Tewas akibat Drone Israel
Bos Hamas Saleh al-Arouri pernah menyinggung keinginannya soal mati syahid. Menurutnya, ia sudah hidup terlalu lama.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
Ia bersekolah di sekolah lokal untuk pendidikan dasar dan lulus sekolah menengah pada 1984.
Setelahnya, al-Arouri mendaftar ke Universitas Hebron di Tepi Barat bagian selatan dan lulus dengan gelar sarjana di bidang Syariah Islam pada 1992.
Dikutip dari Anadolu Agency, sejak remaja, al-Arouri bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan memimpin Aksi Mahasiswa Islam di Universitas Hebron pada 1985.
Setelah Hamas didirikan pada akhir 1987 oleh Ikhwanul Muslim, al-Arouri bergabung.
Baca juga: Selain Saleh al-Arouri, Israel Bunuh 2 Komandan Brigade Al-Qassam dan 4 Kader Hamas di Lebanon
Al-Arouri pernah dipenjara oleh tentara Israel dalam penahanan administratif tanpa pengadilan untuk jangka waktu terbatas antara tahun 1990-1992, karena keterlibatannya dengan Hamas.
Ia dianggap sebagai salah satu pendiri Brigade al-Qassam, kelompok sayap Hamas.
Saat al-Arouri menjadi buron tentara Israel, ia mendirikan sel-sel aparat militer Brigade al-Qassam di Tepi Barat antara 1991-1992.
Lalu, di tahun 1992, ia kembali ditangkap oleh tentara Usrael dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena aksinya itu.
Sepanjang masa penahanannya, ia memainkan peran penting dalam memimpin Hamas dan berjuang melawan administrasi penjara.
Al-Arouri dibebaskan pada 2007, namun Israel menangkapnya kembali tiga bulan kemudian.
Ia ditahan selama tiga tahun hingga tahun 2010.
Mahkamah Agung Israel kemudian memutuskan untuk membebaskan al-Arouri dan mengasingkannya dari Palestina.
Ia kemudian dideportasi ke Suriah, di mana al-Arouri tinggal selama tiga tahun sebelum hidup sebagai pengembara di beberapa negara.
Terakhir, al-Arouri pindah ke Lebanon sampai pembunuhannya pada 2 Januari 2023, kemarin.