Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kecelakaan Pesawat di Jepang Mengingatkan Tragedi yang Paling Mematikan 1977, Korbannya 583 Orang

Kecelakaan pesawat yang terjadi di Jepang baru-baru ini mengingatkan pada tragedi kecelakaan pesawat pada tahun 1977.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Kecelakaan Pesawat di Jepang Mengingatkan Tragedi yang Paling Mematikan 1977, Korbannya 583 Orang
AFP/STR
Foto yang disediakan oleh Jiji Press ini menunjukkan sebuah pesawat Japan Airlines terbakar di landasan Bandara Haneda Tokyo pada 2 Januari 2024. Sebuah pesawat Japan Airlines terbakar di landasan Bandara Haneda Tokyo pada 2 Januari setelah bertabrakan dengan penjaga pantai pesawat, kata laporan media. (Photo by JIJI PRESS / AFP) / Japan OUT 

Kecelakaan Pesawat di Jepang Mengingatkan Tragedi 1977 yang Paling Mematikan, Korbannya 583 Orang

TRIBUNNEWS.COM- Kecelakaan pesawat yang terjadi di Jepang baru-baru ini mengingatkan pada tragedi kecelakaan pesawat pada tahun 1977.

Kecelakaan pesawat yang paling mematikan sepanjang sejarah, dengan korbannya mencapai 583 orang tewas.

Pada kali ini, ratusan Penumpang Selamat dari Kecelakaan Japan Airlines yang Membara.

Kecelakaan serupa pernah terjadi pada tahun 1977 di Bandara Tenerife Jauh Lebih Fatal.

Kecelakaan pada hari Selasa ini mengingatkan kita pada bencana bandara Tenerife tahun 1977, ketika dua pesawat bertabrakan di Bandara Los Rodeos di Kepulauan Canary, menewaskan 583 orang.

Kecelakaan yang memicu api di Bandara Haneda Tokyo antara sebuah pesawat penumpang dan pesawat penjaga pantai menyebabkan lima orang tewas pada hari Selasa.

Baca juga: Video Kepanikan Penumpang Japan Airlines JL516 di Dalam Pesawat yang Terbakar Sebelum Diselamatkan

Berita Rekomendasi

Namun kecelakaan itu dipuji sebagai “keajaiban” setelah seluruh 379 orang di dalam penerbangan Japan Airlines selamat.

Hal ini mengingatkan kita pada bencana bandara Tenerife tahun 1977, ketika dua pesawat tabrakan di Bandara Los Rodeos di Kepulauan Canary.

Kecelakaan hari Selasa terjadi setelah Airbus A-350 milik Japanese Airlines mendarat di landasan pacu dan bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai yang hendak lepas landas.

Hanya satu dari enam orang di pesawat militer kecil itu, sang pilot, yang selamat.

Kecelakaan tahun 1977, yang merupakan kecelakaan paling mematikan dalam sejarah penerbangan, menewaskan 583 orang, juga terjadi antara dua pesawat di landasan pacu.

Peristiwa itu terjadi saat KLM Penerbangan 4805 mulai lepas landas saat Pan Am Penerbangan 1736 masih berada di landasan.

Sebanyak 248 orang di dalam penerbangan KLM tewas bersama 335 penumpang dan awak penerbangan Pan Am. Enam puluh satu orang dalam penerbangan Pan Am selamat.

Kecelakaan yang terjadi saat kabut tebal menyelimuti landasan pacu itu akibat miskomunikasi.

Bagaimana kecelakaan Japan Airlines terjadi saat ini sedang diselidiki.

Jon Ziomek, yang menulis buku berjudul "Collision on Tenerife: The How and Why of the World's Worst Aviation Disaster (Tabrakan di Tenerife: Bagaimana dan Mengapa Bencana Penerbangan Terburuk di Dunia)" mengatakan bahwa pertanyaannya sering kali bermuara pada "siapa yang memiliki izin untuk berada di tempat mereka berada".

“Terkadang hal ini disebabkan oleh kesalahan manusia yang sederhana,” katanya.

Baca juga: Jepang Mulai Penyelidikan Sebab Tabrakan Pesawat, Fokus di Landasan Pacu

Teknologi keselamatan telah meningkat sejak kecelakaan tahun 1977, namun alasan banyaknya nyawa yang selamat dalam kecelakaan hari Selasa ini kemungkinan besar karena teknologi tersebut tidak memiliki banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan di Tenerife begitu mematikan.

Kecelakaan itu, kata Ziomek, terjadi antara dua pesawat Boeing 747, bukan satu pesawat raksasa dan satu pesawat kecil seperti kecelakaan hari Selasa.

Kecelakaan yang terjadi pada hari Selasa tidak terlalu mematikan, "bisa jadi hal sederhana seperti sebuah pesawat besar menabrak pesawat yang jauh lebih kecil," kata Ziomek.

Pada tahun 1977, pesawat KLM di Tenerife juga baru saja mengisi bahan bakar, yang berarti dampaknya sangat besar, kata Ziomek.

Pesawat Japan Airlines bertabrakan setelah mendarat, dan kemungkinan besar bahan bakarnya jauh lebih sedikit. Dan baik pesawat KLM maupun penerbangan Pam Am sangat penuh penumpang, kata Ziomek.

Penyelidik dari Jepang dan atas nama Airbus sedang dalam proses menyelidiki kecelakaan di Tokyo. Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan akar penyebab kecelakaan ini belum diketahui.

(Sumber: The Messenger)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas