Lawan Dolar AS, Iran Mau Bikin Mata Uang Bersama Negara-Negara BRICS
Iran mau bikin mata uang terpadu bersama negara-negara BRICS dalam upaya melawan dolar Amerika Serikat (AS) yang selama ini menjadi mata uang patokan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Lawan Dolar AS, Iran Mau Bikin Mata Uang Bersama Negara-Negara BRICS
TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara anggota kelompok BRICS baru-baru ini dilaporkan meningkatkan perdagangan menggunakan mata uang mereka masing-masing.
Aksi ekonomis ini ditujukan untuk meningkatkan perekonomian mereka dan dalam upaya melawan dolar Amerika Serikat (AS) yang selama ini menjadi mata uang patokan.
Baca juga: Dolar AS Kehilangan Share di Transaksi Minyak Dunia: Rusia-Iran Dagang Pakai Mata Uang Masing-masing
Soal upaya melawan Dolar AS ini, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Mahdi Safari, pada Rabu (3/1/2024)mengatakan kalau Teheran tertarik untuk membentuk mata uang terpadu bersama negara-negara anggota kelompok BRICS.
“Kami tertarik untuk menciptakan mata uang terpadu dalam kelompok BRICS, dan ini bisa sangat efektif,” kata Mahdi Safari dalam sebuah wawancara dengan Sputnik.
Dia menyebut, dedolarisasi dimulai dengan penggunaan mata uang masing-masing dalam setiap tarnsaksi perdagangan antar-negara BRICS.
“Dengan menggunakan mata uang nasional, proses penghapusan penggunaan dolar di bursa komersial dimulai, dan kami tertarik untuk melanjutkan proses ini,” tambah Safari.
Mahdi menambahkan, Teheran berharap dapat menjadi pusat perbankan bagi negara-negara BRICS.
Ia juga memuji peran Bank Pembangunan Baru yang didirikan oleh negara-negara BRICS pada tahun 2014 untuk mendukung proyek bersama dan kerja sama internasional.
Melawan Hegemoni Dolar AS
Safari juga menyoroti peran positif BRICS dalam hal energi.
“Masalah terpenting diwakili oleh tiga isu: pertama adalah produksi energi, kedua transfer energi, dan ketiga konsumsi energi. Saya dapat mengatakan bahwa ketiga masalah ini sedang diselesaikan oleh BRICS.”
KTT tahunan BRICS diadakan pada bulan Agustus tahun lalu.
Selama KTT tersebut, Iran adalah salah satu dari enam negara yang secara resmi diundang untuk bergabung dengan kelompok negara tersebut, bersama Argentina, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, dan UEA.
Selama KTT, diadakan diskusi mengenai pembentukan mata uang bersama.