Penumpang Japan Airlines Ungkap Detik-detik Pesawat yang Ia Tumpangi Terbakar: Awalnya Semua Normal
Penumpang Japan Airlines mengungkap saat mendarat, dia merasakan benturan dari bagian bawah pesawat, dan segera setelah itu mendengar suara aneh.
Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
"Orang yang duduk di sisi sayap berkata, 'Buru-buru buka pintu," lanjut Kamota menggambarkan kepanikan yang terjadi.
Baca juga: NHK: Keterangan Menara Kontrol dan Kapten Penjaga Pantai Berbeda tentang Tabrakan Japan Airlines
Kejadian tersebut, terjadi sekitar pukul 17.50 waktu setempat setelah pesawat akan mendarat.
Penerbangan Japan Airlines 516 dari Bandara New Chitose itu kemudian bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai Jepang di Landasan C bandara.
Kamota menjelaskan, pada saat itu penumpang panik dan meminta pintu segera dibuka.
"Pada saat itu penumpang berteriak "Tolong biarkan kami keluar dengan cepat," ungkap Kamota.
Kamota menjelaskan, bahwa saat itu para awak maskapai masih bisa mengendalikan diri dan meminta para penumpang meninggalkan barang bawaannya agar evakuasi bisa berlangsung cepat, aman, dan lancar.
"Tolong jangan mengambil barang bawaan!" teriak para kru pesawat menggunakan megaphone, ungkap Kamota.
Setelah evakuasi berlangsung dan seluruh penumpang pesawatnya selamat, Kamota mengaku sangat bersyukur.
"Pertama-tama, saya sangat senang bahwa semua orang di pesawat ini tidak terluka dan bahwa semua orang di pesawat ini selamat. Namun, saya juga sedih karena ada beberapa orang yang meninggal."
Seperti yang diketahui sebelumnya, semua korban meninggal adalah awak pesawat Penjaga Pantai Jepang.
Pihak Penjaga Pantai Jepang pun telah merilis nama-nama korban.
Nama korban yang berhasil selamat adalah Genki Miyamoto (39), kapten Pangkalan Udara Haneda Markas Besar Pesisir Wilayah ke-3.
Mereka yang meninggal adalah wakil kapten Nobuyuki Tahara (41), operator radio Takanori Ishida (27), operator radar pencarian Wataru Tateto (39), mekanik Makoto Uno (47), dan pekerja pemeliharaan Katoshige Ryo (56).
(Tribunnnews.com/Bobby Wiratama)