Jor-joran Senjata di Awal Perang, Militer Ukraina Kini 'Diet Amunisi', Tak Tahu Kapan Bantuan Datang
Posisi militer Ukraina di garis depan bagian timur negeri kini sedang dalam posisi terjepit.
Editor: Hendra Gunawan
Diplomat utama negara tersebut dalam sebuah wawancara dengan CNN mendesak negara-negara Barat untuk “mempercepat keputusan yang tertunda” mengenai pengiriman lebih lanjut.
Sementara Rusia telah meningkatkan kapasitas produksi senjatanya meskipun ada sanksi dari Barat.
Saat ini, Pemerintahan Volodymyr Zelensky hanya bisa sesekali melakukan serangan dengan intensitas kecil sehingga harus terukur, seperti serangan terhadap.
Mereka juga hanya bisa menangkis serangan Rusia yang dilakukan dengan semakin masif.
Ketua delegasi Rusia pada perundingan Wina Konstantin Gavrilov, mengenai keamanan militer dan pengendalian senjata, mengklaim bahwa persediaan senjata di Kiev, serta milik NATO dan AS sudah “kosong.”
Ia memprediksi tidak adanya “lonjakan” pengiriman senjata oleh negara-negara Barat yang mendukung Ukraina di masa mendatang.
Dalam pekan ini, pasukan Vladimir Putin telah mengincar Kiev dan Kharkov di timur laut dengan serangan rudal dan drone.
Ukraina dikabarkan hanya bisa menangkis 10 dari ratusan senjata hipersonik yang kecepatannya 10 kali kecepatan suara.
Akibatnya sejumlah wilayah yang menjadi sasaran Rusia seperti industri pertahanan Ukraina hancur.
Di garis depan, pengamatan seorang tentara Ukraina dari Brigade 47 mengutip dari Russia Today mengatakan, bahwa mereka banyak memenangkan peperangan karena senjatanya lengkap.
Meskipun senjata Rusia mungkin bukan yang terbaik dari jenisnya, jelas tentara itu, Moskow tetap tidak kekurangan senjata tersebut di garis depan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.