Alaska Airlines Meledak dan Jendelanya Copot, AS Tangguhkan Izin Terbang Pesawat Boeing 737 Max 9
Buntut ledakan yang terjadi pada pesawat Alaska Airlines, Amerika Serikat (AS) mengumumkan telah menangguhkan izin terbang Boeing 737 Max 9.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
Boeing 737 Max 9 baru yang terlibat dalam insiden tersebut dikirim pada akhir Oktober ke Alaska Airlines dan disertifikasi pada awal November, menurut data FAA.
Pabrikan pesawat AS Boeing mengatakan, pihaknya mengetahui pendaratan darurat tersebut, berupaya mengumpulkan lebih banyak informasi dan siap mendukung penyelidikan.
Max adalah versi terbaru Boeing 737 dan mulai beroperasi pada Mei 2017.
Jendela Alaska Airlines Menganga
Pada Jumat (5/1/2024), Alaska Airlines mengalami kejadian kurang sedap.
Pihaknya terpaksa menghentikan armada pesawat 737-9 setelah terjadi insiden yang menyebabkan jendela pesawat dan bagian badan pesawat meledak di udara, sehingga memaksa pendaratan darurat di Portland, di negara bagian Oregon, AS.
Insiden itu terjadi tak lama setelah lepas landas dan lubang tersebut menyebabkan penurunan tekanan kabin.
Data penerbangan, menunjukkan pesawat naik ke ketinggian 16.000 kaki (4.876 meter) sebelum kembali ke Bandara Internasional Portland.
Maskapai tersebut mengatakan Penerbangan 1282 – yang menuju Ontario, California – mendarat dengan selamat dengan 174 penumpang dan enam awak.
Kecelakan Boeing 737 di Indonesia
Semua jet Boeing 737 Max dilarang terbang di seluruh dunia selama hampir dua tahun setelah dua kecelakaan: yang pertama di Indonesia pada Oktober 2018 menewaskan 189 orang, dan pesawat kedua jatuh lima bulan kemudian di Ethiopia, menewaskan 157 orang.
Pesawat diizinkan terbang kembali setelah Boeing merombak sistem kontrol penerbangan otomatis yang salah aktif dalam kedua kecelakaan tersebut.
Boeing sedang menunggu sertifikasi untuk jet 737 Max-7 yang lebih kecil dan Max-10 yang lebih besar.
FAA telah meneliti Max dengan cermat selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2021, dikatakan bahwa mereka melacak semua pesawat 737 Max menggunakan data satelit.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)