Perusahaan Jepang Produksi Sajadah dari Tatami, Bakal Digunakan di Ajang Expo 2025 Osaka
Perusahaan Jepang Kambe Co.Ltd memproduksi sajadah yang terbuat dari tatami. Sajadah tatami tersebut diberi nama Inori.
Editor: Dewi Agustina
"Jumlahnya terus meningkat dan kami merasa ada potensi besar sebagai pasar baru" ujarnya.
Namun pengembangan produk bukannya tanpa tantangan.
Penggunaan tikar tatami juga dapat memberikan nuansa Buddha, dan penggunaan bahan alami, bahan baku tradisional tikar tatami, tidak dapat dengan mudah dibawa ke luar negeri karena pembatasan karantina.
"Saya tidak punya koneksi dengan Muslim, jadi saya hanya mencoba mencari tempat untuk diri saya sendiri," kata Yusuke Hori.
Mereka mengunjungi tempat-tempat ibadah di Prefektur Kyoto, memperdalam interaksi mereka dengan umat Islam, dan mengumpulkan pendapat mereka mengenai desain tersebut.
"Mengetahui bahwa orang-orang menyukai dekorasi pola geometris, kami mengadopsi pola cloisonné untuk tikar tatami. Permukaan tatami diselesaikan dengan pola kotak-kotak."
"Selain itu, kami menghindari penggunaan bahan alami dan menggunakan kertas Jepang sebagai bahannya sehingga kami dapat membawanya kembali ke luar negeri sebagai oleh-oleh tanpa karantina. Daya tahan juga telah ditingkatkan," jelas dia.
Sudah sekitar empat tahun sejak pengembangan dimulai, dan setelah banyak uji coba produksi, Kambe akhirnya berhasil mengkomersialkan produk tersebut dengan harga 17.600 yen termasuk pajak.
Saat didistribusikan ke tempat ibadah dan fasilitas tempat umat Islam berkumpul, Inori ini mendapat sambutan positif.
Japan Muslim Co., Ltd. (Sumiyoshi Ward, Kota Osaka), yang menyebarkan informasi terkait Islam, telah mengadopsi inori untuk musala di kantor pusatnya.
"Sekarang saya datang ke Jepang, saya ingin merasakan budaya Jepang bahkan ketika saya beribadah," kata perwakilan Malaysia Zorkanain bin Hasanbaseri (49).
Bahkan di kalangan umat Islam, setiap orang mempunyai kesukaan masing-masing dalam hal sajadah.
"Pola dan bahan Inori memiliki kesan mewah," kata dia.
Di Jepang, upaya sedang dilakukan untuk lebih meningkatkan penerimaan wisatawan Muslim, seperti menyediakan ruang musala di fasilitas umum dan menawarkan makanan halal di restoran.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.