Afrika Selatan Bawa Gugatan Genosida Israel di Gaza ke Pengadilan Tinggi PBB
Afrika Selatan telah mengajukan gugatan tindakan genosida oleh Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza ke Pengadilan Tinggi PBB.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Afrika Selatan telah mengajukan gugatan tindakan genosida oleh Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza ke Pengadilan Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam pengajuan setebal 84 halaman ke Mahkamah Internasional (ICJ), Afrika Selatan mendesak para hakim untuk memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militernya di Gaza.
Afrika Selatan menuduh Israel "telah terlibat, sedang terlibat, dan berisiko terlibat lebih lanjut dalam tindakan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza".
Meski begitu, Israel membantah tuduhan tersebut dan bersumpah akan melawan Afrika Selatan yang mereka gambarkan sebagai "pencemaran nama baik yang tidak masuk akal".
“Kami dengan tegas menolak dan menentang tuduhan Afrika Selatan, ini merupakan pencemaran nama baik,” kata Eylon Levy, juru bicara pemerintah Israel.
ICJ sendiri memiliki wewenang untuk mengatur perselisihan antar negara. Meskipun keputusannya mengikat secara hukum, kekuasaannya hanya terbatas untuk menegakkan keputusan tersebut.
Secara teoritis, pengadilan dapat memerintahkan Israel untuk menghentikan invasinya, namun sangat diragukan bahwa perintah tersebut akan dipatuhi.
Pada Maret 2022, ICJ telah memerintahkan Rusia untuk "segera menangguhkan" invasinya ke Ukraina, sebuah arahan yang kemudian diabaikan oleh Moskow.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi Tak Habis Pikir PBB dan Negara Maju Cuma Jadi Penonton Genosida di Palestina
Seorang pengacara dan pakar peradilan internasional, Johann Soufi mengungkapkan akan ada "dampak simbolis yang sangat signifikan" jika pengadilan memutuskan melawan Israel.
“Tentu saja, ada masalah dalam menerapkan keputusan tersebut. Namun pada akhirnya, hanya keadilan internasional yang tersisa,” kata Soufi, yang bekerja untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina di Gaza.
Perang Hamas di Gaza
Menanggapi serangan paling berdarah dalam sejarahnya yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza dengan kampanye pembomannya.
Serangan Hamas pada saat itu mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Baca juga: NIS: Korea Utara Pasok Senjata untuk Hamas, Kirim Roket Berdaya Ledak Tinggi untuk Lawan Israel
Sementara kampanye militer Israel telah menewaskan sedikitnya 22.722 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Adapun PBB memperkirakan 1,9 juta warga Gaza mengungsi karena kekhawatiran akan kelaparan dan penyakit yang semakin meningkat