Benjamin Netanyahu Tak Layak Memimpin Israel Kata Pemimpin Oposisi Israel Yair Lapid, Begini Katanya
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dinilai tidak layak memimpin Israel, Kata Pemimpin Oposisi Yair Lapid.
Penulis: Muhammad Barir
Benjamin Netanyahu Tidak Layak Memimpin Israel, Kata Pemimpin Oposisi Yair Lapid
TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dinilai tidak layak memimpin Israel, Kata Pemimpin Oposisi Yair Lapid.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak memenuhi syarat untuk memimpin negara ini, kata pemimpin oposisi, Yair Lapid, pada hari Senin (8/1/2024) seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Dalam pernyataannya di X, Lapid mendesak anggota parlemen oposisi Israel, termasuk mantan Menteri Pertahanan, Benny Gantz, anggota dewan perang Israel saat ini, untuk meninggalkan koalisi yang berkuasa.
“Ini bukanlah pemerintahan persatuan; ini bukan pemerintahan darurat. Mereka tidak menyelamatkan Negara Israel, mereka menyelamatkan Netanyahu,” tambah Lapid.
Baca juga: Makin Banyak yang Terbunuh, Sandera Israel Tegur Netanyahu: Jangan Bohongi Kami
Baca juga: Perang Kuras Keuangan Israel, Netanyahu akan Tutup Beberapa Kantor Pemerintah, Ribuan Warga Nganggur
Baca juga: UEA Tolak Permintaan Netanyahu untuk Bayar Pekerja Palestina yang Bekerja di Israel: Minta Zelensky
Pemimpin oposisi tersebut mengatakan 24 anggota parlemen dari Partai Yesh Atid [Ada Masa Depan] akan mendukung setiap langkah untuk mengubah pemerintahan Israel saat ini.
Seruan untuk menyelenggarakan pemilu baru di Israel semakin meningkat di tengah kritik terhadap Netanyahu atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh media Israel dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa, jika pemilu dini diadakan sekarang, Netanyahu tidak akan dapat membentuk pemerintahan, sementara Gantz dianggap sebagai kandidat yang paling mungkin untuk berhasil.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 23.084 warga Palestina dan melukai 58.926 lainnya, menurut otoritas kesehatan Gaza, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Media Israel, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil Israel sendiri.
Kesalahan yang kemudian diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
(Sumber: Middle East Monitor)