Jerman Setuju Penjualan Jet Eurofighter ke Arab Saudi karena Saudi Bantu Membendung Konflik Meluas
Jerman menyetujui penjualan jet Eurofighter ke Kerajaan Saudi Arabia karena Kerajaan Arab Saudi (KSA) telah mencegat rudal-rudal Houthi.
Penulis: Muhammad Barir
Cegat Rudal Houthi
Pemerintah Jerman tidak lagi khawatir atas usulan penjualan 48 jet Eurofighter Typhoons ke Arab Saudi, menyusul bantuan kerajaan Arab Saudi dalam mencegat rudal yang ditembakkan Houthi yang ditujukan ke Israel, menurut laporan media Jerman.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Senin mendukung usulan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock dari hari sebelumnya, kantor pers dpa melaporkan, mengutip pernyataan dari juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit.
Baerbock telah membicarakan blokade Eurofighter saat berkunjung ke Israel, dengan mengatakan Jerman tidak akan lagi keberatan dengan penjualan pesawat tersebut oleh Inggris.
Jerman, sebagai salah satu produsen jet tersebut bersama dengan Inggris, Spanyol dan Italia, dapat memveto penjualan Eurofigher ke negara-negara di luar kelompok pengguna inti. Pesawat tersebut dibuat oleh konsorsium Airbus, BAE Systems dan Leonardo.
Arab Saudi sudah mengoperasikan armada lebih dari 70 Eurofighters. Para pejabat Saudi mengatakan mereka menginginkan lebih banyak pesawat Eurofighter, dan mengancam akan membeli pesawat tempur jenis lain di tempat lain jika permintaan mereka tidak dipenuhi.
Kebijakan koalisi pemerintahan Jerman – yang terdiri dari partai Sosial Demokrat, Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas – adalah melarang penjualan senjata kepada pihak-pihak yang terlibat dalam perang saudara di Yaman.
Arab Saudi mendukung pemerintah Yaman dalam memerangi Houthi, yang bersekutu dengan Hamas melawan Israel. Blokade Berlin juga didasarkan pada pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Riyadh.
Perubahan yang dilakukan pemerintah Jerman, yang telah menimbulkan reaksi balik, terutama di Partai Hijau pimpinan Baerbock, berakar pada apa yang Scholz dan menteri luar negerinya anggap sebagai peran konstruktif Arab Saudi dalam mencegah perluasan perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
Berbicara di Yerusalem, Baerbock secara khusus menyebutkan penggunaan Eurofighters oleh Ryadh dalam mencegat rudal dan drone Houthi yang ditujukan ke Israel, menurut surat kabar Süddeutsche Zeitung.
Dan Darling, analis pertahanan di Forecast International, mengatakan dia terkejut para pemimpin Jerman mengubah sikap mereka.
“Negara ini telah lama mempunyai pandangan kritis terhadap catatan hak asasi manusia di Arab Saudi, dan Saudi telah menyediakan sejumlah besar pesawat tempur yang mumpuni,” kata Darling kepada Defense News. “Tetapi tekanan Inggris terhadap Jerman untuk mencabut keberatan ekspornya, ditambah dengan adanya realpolitik baru di Berlin setelah invasi Rusia ke Ukraina, tampaknya telah mengubah sikap pemerintah saat ini mengenai masalah ini.”
Menurut Richard Aboulafia, direktur pelaksana AeroDynamic Advisory yang telah memantau program pesawat terbang selama lebih dari 30 tahun, mengatakan pendekatan baru Berlin akan mengurangi kekhawatiran negara-negara tetangganya bahwa kerja sama senjata di masa depan dengan Jerman secara efektif berarti sebagian besar rencana ekspor terhenti pada saat kedatangan.
“Mengingat apa yang dipertaruhkan, ada peluang bagus bagi perubahan kebijakan Jerman di sini,” kata Aboulafia. “Kredibilitas Jerman sebagai mitra program senjata sangat diragukan jika tidak ada perubahan. Arab Saudi adalah salah satu pasar ekspor terbesar di dunia, dan mengingat perkembangan terkini, pemerintah Jerman tentu mempunyai alasan untuk melakukan perubahan kebijakan.”