Ekuador Makin Kacau, Geng Bersenjata Gerebek Stasiun TV, Berbuntut 13 Orang Ditangkap Polisi
Ekuador semakin kacau, geng bersenjata menggerebek stasiun televisi (TV) nasional, berbuntut 13 orang ditangkap aparat polisi, Selasa (9/1/2024).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
Ribuan tentara dan polisi dikerahkan mencari Macías alias Fito.
Kantor Kejaksaan Ekuador menulis sebuah cuitan di platform X pada Minggu (7/1/2024) bahwa mereka sedang menyelidiki kasus hilangnya Adolfo Macías dari sel penjaranya.
Pada Senin (8/1/2024), buntut dari hilangnya gembong narkoba itu dari sel, dua pejabat ditangkap karena dicurigai membantu pelarian Adolfo Macías.
Adolfo Macías dijatuhi hukuman penjara selama 34 tahun, dan dia telah di penjara sejak 2011 atas tuduhan penyelundupan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir.
Pria itu berada di penjara Guayas 4, yang dikenal sebagai La Regional, di Guayaquil, kota pelabuhan di pusat perang narkoba yang kejam.
Kantor Sistem Pemasyarakatan Ekuador pada Senin (8/1/2024), bahwa mereka berencana memberikan lebih banyak informasi terkait kasus ini.
Tanggapan Presiden Ekuador
Sebagai tanggapannya, Presiden Ekuador, Daniel Noboa, mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari pada Senin (8/1/2024) malam.
"Waktunya sudah habis bagi mereka yang dihukum karena perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir memberi tahu pemerintah apa yang harus dilakukan," kata Noboa.
Noboa (35) terpilih jelang akhir tahun kemarin.
Janjinya saat dilantik sebagai Presiden Ekuador adalah menindak kejahatan dengan kekerasan.
Ia mengaku telah memerintahkan jajarannya agar tentara dan polisi mengambil tindakan.
"Kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris dan kami tidak akan beristirahat sampai kami mengembalikan perdamaian ke warga Ekuador," kata Noboa dalam pesan yang disampaikan di media sosial.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)