Hamas dan Hizbullah Kutuk Serangan Udara AS-Inggris ke Houthi Yaman, Tewaskan 5 Orang
Serangan udara AS-Inggris sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan militer di Yaman terhadap pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran, Jumat (12/1/2024).
Serangan udara AS-Inggris tersebut sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah.
Pasalnya, serangan Houthi dikhawatirkan akan meningkatkan konflik di wilayah tersebut.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan, dia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
Joe Biden mengatakan, serangan tersebut merupakan tindak lanjut dari serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.
“Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi,” ujar Joe Biden, Kamis (11/1/2024), dilansir Al Jazeera.
Hamas dan Hizbullah Beri Kutukan Keras
Diberitakan The Guardian, Hamas mengatakan pihaknya mengutuk keras serangan AS-Inggris terhadap sasaran militer Houthi di Yaman, Jumat.
Hamas pun memperingatkan AS dan Inggris akan memikul tanggung jawab atas dampak serangan mereka terhadap keamanan kawasan.
Kelompok bersenjata kuat di Lebanon, Hizbullah, juga bereaksi terhadap serangan udara tersebut dan mengutuknya.
"Agresi Amerika menegaskan sekali lagi bahwa Amerika adalah mitra penuh dalam tragedi dan pembantaian yang dilakukan musuh Zionis di Gaza dan kawasan," ungkap Hizbullah, Jumat.
Baca juga: Bombardir Yaman dari Darat, Laut, Udara, AS Cs Berdalih Mentok Bujuk Houthi: Israel Kok Bebas?
Tewaskan 5 Orang
Serangan AS di Yaman menewaskan lima orang dan melukai enam lainnya.
Hal itu disampaikan kelompok Houthi, tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang menjadi sasaran serangan tersebut.
Ketika pemboman menerangi langit dini hari di beberapa lokasi yang dikuasai oleh pemberontak yang didukung Iran, Arab Saudi dengan cepat berusaha menjauhkan diri dari serangan-serangan tersebut.
Sebab, Arab Saudi berupaya mempertahankan perdamaian dengan Iran dan gencatan senjata dalam perang Yaman.