Houthi Bersumpah Serang Pangkalan Militer AS & Inggris jika Keduanya Terus Gempur Yaman
Houthi memperingatkan akan menyerang pangkalan militer AS dan Inggris di Timur Tengah jika kedua negara itu terus menyerang Yaman.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
“Serangan bertarget itu adalah pesan yang jelas bahwa AS dan sekutu kami tidak menoleransi serangan terhadap personel kami atau mengizinkan tokoh agresif membahayakan kebebasan pelayaran,” ucap Biden.
Adapun Perdana Menteri Inggrsi Rishi Sunak berujar serangan itu “diperlukan dan sepadan”.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar negeri di Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman, Hussein al-Ezzi, AS dan Inggris akan membayar mahal serangan itu.
“Washington dan London harus bersiap membayar mahal. Negara kami didera serangan udara, kapal perang, dan kapal laut. Tak diragukan lagi, serangan itu akan sangat merugikan mereka,” ujar al-Ezzi.
Sementara itu, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan ada 73 serangan terhadap lima wilayah yang berada di bawah kendali mereka.
Saree menyebut ada lima orang yang tewas, sedang korban luka ada lima. Dia tidak merinci identitas korban.
“AS dan Inggris memikul tanggung jawab atas agresi kejahatan terhadap rakyat Yaman, dan hal itu akan dibalas dan dihukum,” ujar Saree memperingatkan.
Adapun Mohammed Abdul-Salam yang menjadi kepala tim negosiasi Houthi mengklaim AS dan Inggris telah melakukan tindakan bodoh karena agresinya itu.
Baca juga: Rusia Kritik Tajam AS dan Inggris seusai Bombardir Yaman, Sebut Malah Memperburuk Situasi
“Mereka bodoh jika berpikir bahwa mereka akan menghalangi Yaman dalam membantu Palestina dan Gaza,” kata Abdul-Salam.
Dia berujar pihaknya akan terus menyerang kapal Israel dan kapal yang berlayar menuju pelabuhan yang diduduki Israel.
Media Yaman bernama Al Masirah menyebut serangan AS dan Inggris itu mengenai Pangkalan Udara al-Dailami di utara Ibu Kota Sanaa.
Serangan itu adalah serangan pertama ke wilayah Yaman sejak tahun 2016.
Di samping itu, serangan tersebut juga menandai intervensi militer pertama AS sejak Houthi menyerang kapal-kapal Israel sesudah perang Hamas-Israel meletus.
Houthi dikenal sebagai pendukung gigih Hamas yang berperang melawan Israel.
(Tribunnews/Febri)