Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NATO Terbelah, Tiga Negara Pentolan Ogah Ikut Aksi AS-Inggris Gempur Yaman Buat Hentikan Houthi

Sikap tiga negara NATO makin menyoroti perpecahan di blok Barat mengenai cara aliansi tersebut menangani kelompok Houthi.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in NATO Terbelah, Tiga Negara Pentolan Ogah Ikut Aksi AS-Inggris Gempur Yaman Buat Hentikan Houthi
FOTO AFP/STR
Kapal perusak Inggris HMS Diamond melintasi Terusan Suez pada 2 Desember 2012, dekat kota pelabuhan Ismailia, sekitar 120 km timur laut ibu kota Kairo, saat berlayar dari laut Merah menuju Mediterania dalam perjalanan pulang setelah berbulan-bulan di Laut Arab dan Teluk Aden di mana dia mengambil bagian dalam latihan perang dengan kapal perang angkatan laut Amerika dari Armada ke-5. 

Perancis telah memfokuskan sebagian besar diplomasinya dalam beberapa pekan terakhir untuk menghindari eskalasi dan front pertempuran besar di Lebanon.

Meski tak ikut aksi AS, Prancis mengindikasikan dukungan diam-diam terhadap tindakan AS.

Indikasi itu terlihat saat Kementerian Luar Negeri Perancis mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kalau Houthi bertanggung jawab atas eskalasi tersebut.

Namun, seorang diplomat yang mengetahui posisi Prancis mengatakan Paris tidak percaya serangan itu dianggap sah untuk membela diri.

Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robes mengatakan Madrid tidak ikut aksi militer di Laut Merah karena ingin mendorong perdamaian di kawasan.

“Setiap negara harus memberikan penjelasan atas tindakannya. Spanyol akan selalu berkomitmen terhadap perdamaian dan dialog,” katanya kepada wartawan di Madrid.

Awal pekan ini, Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, menegaskan keengganannya untuk menargetkan kelompok Houthi.

Berita Rekomendasi

Berbicara kepada Reuters Crosetto menilai agresi Houthi harus dihentikan tanpa memicu perang baru di wilayah tersebut.

Baca juga: Disebut Houthi Iblis, AS Kembali Gempur Yaman, Rudal Tomahawk Hajar Pangkalan Udara Al-Dailami 

Sebuah kapal rudal angkatan laut Israel berpatroli di Laut Merah di lepas pantai kota pelabuhan Eliat di selatan Israel pada 26 Desember 2023.
Sebuah kapal rudal angkatan laut Israel berpatroli di Laut Merah di lepas pantai kota pelabuhan Eliat di selatan Israel pada 26 Desember 2023. (Alberto PIZZOLI / AFP)

Ogah-ogahan Sejak Awal

Perbedaan pendapat di negara-negara Barat mengenai cara mengatasi ancaman Houthi sudah muncul bulan lalu ketika Amerika Serikat dan sejumlah sekutunya meluncurkan “Operasi Penjaga Kemakmuran” untuk melindungi kapal-kapal sipil di jalur pelayaran Laut Merah yang sibuk.

Baca juga: Aliansi Rapuh AS di Laut Merah, Anggota NATO Ogah-ogahan Diajak Perang Lawan Houthi Yaman

Italia, Spanyol dan Perancis tidak ikut serta dalam misi tersebut, karena tidak mau menempatkan kapal angkatan laut mereka di bawah komando AS.

Ketiganya telah berpartisipasi dalam operasi anti-pembajakan Uni Eropa di lepas pantai Tanduk Afrika, dan Menteri Pertahanan Spanyol mengatakan pada hari Jumat bahwa Uni Eropa mungkin akan segera memutuskan inisiatif baru.

“UE dapat memutuskan… dalam waktu beberapa hari bahwa harus ada misi (angkatan laut). Kami belum mengetahui sejauh mana misi tersebut disetujui, namun sementara itu, posisi Spanyol di luar rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap perdamaian adalah tidak melakukan intervensi di Laut Merah,” ujarnya.

(oln/rtrs/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas