Populasi di China Merosot 2 Tahun Berturut-turut, Tahun 2023 jadi Rekor Paling Rendah
Biro Statistik Nasional China mencatat penurunan populasi di tahun 2023 selama dua tahun berturut-turut. Di tahun 2023 menjadi penurunan yang terendah
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
![Populasi di China Merosot 2 Tahun Berturut-turut, Tahun 2023 jadi Rekor Paling Rendah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/populasi-di-china-2-471475665-3245714.jpg)
"Seperti yang telah kita amati berulang kali di negara-negara dengan tingkat kesuburan rendah, penurunan kesuburan seringkali sangat sulit untuk diperbaiki," ucap Yun Zhou.
Menurut perkiraan PBB, India melampaui Tiongkok sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia pada tahun lalu.
Sehingga memicu lebih banyak perdebatan mengenai manfaat merelokasi beberapa rantai pasokan yang berbasis di Tiongkok ke pasar lain, terutama ketika ketegangan geopolitik meningkat antara Beijing dan Washington.
Dalam jangka panjang, para ahli PBB memperkirakan populasi Tiongkok akan menyusut sebesar 109 juta pada tahun 2050, lebih dari tiga kali lipat penurunan dari perkiraan mereka sebelumnya pada 2019.
Populasi Tiongkok berusia 60 tahun ke atas mencapai 296,97 juta pada 2023, sekitar 21,1 persen dari total penduduknya, naik dari 280,04 juta pada 2022.
Permasalahan Uang Pensiun
![Populasi di China 2-14-715062356-21](http://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/populasi-di-china-2-14-715062356-21.jpg)
Baca juga: Populasi Hong Kong Naik Jadi 7,5 Juta Mendekati Level pada 2019
Populasi usia pensiun di negara ini, yakni berusia 60 tahun ke atas, diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 400 juta pada 2035 – lebih banyak dari seluruh populasi Amerika Serikat – dari sekitar 280 juta orang saat ini.
Dikutip dari Reuters, Akademi Ilmu Pengetahuan China yang dikelola negara memperkirakan sistem pensiun akan kehabisan uang pada 2035.
Zhu Guoping, seorang petani berusia 57 tahun di barat laut Provinsi Gansu, mengatakan pendapatan tahunannya sekitar 20.000 yuan atau sekitar Rp43.468.000.
Hal ini membuat keluarganya hanya memiliki sedikit tabungan.
Dia akan menerima pensiun bulanan sebesar 160 yuan setelah dia berusia 60 tahun, atau setara Rp347 ribu.
"Uangnya jelas tidak cukup," kata Zhu.
"Mungkin anak-anak kita bisa memberi kita dukungan di masa depan," lanjutnya.
Tingginya biaya penitipan anak dan pendidikan membuat banyak pasangan di Tiongkok enggan memiliki anak.
Baca juga: Jepang: Populasi Merosot, Jumlah Migran Meningkat Drastis
Sementara, ketidakpastian pasar kerja membuat perempuan enggan berhenti berkarier.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.