Populasi di China Merosot 2 Tahun Berturut-turut, Tahun 2023 jadi Rekor Paling Rendah
Biro Statistik Nasional China mencatat penurunan populasi di tahun 2023 selama dua tahun berturut-turut. Di tahun 2023 menjadi penurunan yang terendah
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
Diskriminasi gender dan ekspektasi tradisional bahwa perempuan mengambil peran sebagai pengasuh dalam keluarga memperburuk masalah ini, kata para ahli demografi.
Presiden Xi Jinping mengatakan pada tahun lalu bahwa perempuan harus menceritakan "kisah tradisi keluarga yang baik", dan menambahkan bahwa penting untuk "secara aktif menumbuhkan budaya baru dalam pernikahan dan melahirkan anak", yang ia kaitkan dengan pembangunan nasional.
Pemerintah daerah telah mengumumkan berbagai langkah untuk mendorong kelahiran anak, termasuk pemotongan pajak, cuti hamil yang lebih lama, dan subsidi perumahan.
Namun banyak dari kebijakan tersebut belum dilaksanakan karena kurangnya dana dan kurangnya motivasi dari pemerintah daerah, kata sebuah lembaga kebijakan Beijing.
Wang Weidong (36) warga Beijing, yang bekerja di sebuah perusahaan internet, mengatakan dia dan istrinya enggan memiliki anak kedua.
"Orang-orang tidak akan memiliki anak karena insentif-insentif ini. Insentif-insentif tersebut hanya bersifat tambahan, bukan penyebab utama."
"Jadi menurut saya, lebih sulit untuk membalikkan tren ini," kata Wang.
(Tribunnews.com/Whiesa)