Meski Ada Agresi AS-Inggris di Yaman, Houthi Bersumpah akan Terus Serang Kapal-kapal di Laut Merah
Houthi terus menargetkan kapal-kapal Israel yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
Negara tetangganya, Arab Saudi, khawatir Houthi akan mengambil alih Yaman dan menjadikannya satelit dari saingannya, Iran.
Ini membentuk koalisi negara-negara Arab yang melakukan intervensi dalam perang.
Namun, serangan udara dan pertempuran darat selama bertahun-tahun belum berhasil mengusir kelompok Houthi dari sebagian besar wilayah yang mereka rebut.
Arab Saudi kini berusaha membuat perjanjian damai dengan Houthi dan gencatan senjata yang ditengahi PBB telah berlaku sejak April 2022.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 160.000 orang, menurut Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED).
Lebih dari empat juta orang telah mengungsi.
Kelompok Houthi juga menguasai barat laut Yaman, termasuk garis pantai Laut Merah.
Sebagian besar penduduk Yaman tinggal di wilayah ini, dan Houthi menjalankan pemerintahan de facto yang mengumpulkan pajak dan mencetak uang.
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional berbasis di pelabuhan selatan Aden.
Hal ini diawasi oleh Dewan Pimpinan Presiden yang beranggotakan delapan orang, yang mana Presiden Hadi menyerahkan kekuasaannya pada 2022.
Baca juga: Lancarkan Gelombang Serangan Baru, AS Tembak Jatuh 14 Rudal Houthi Yaman: Ancaman segera Terjadi
AS mengatakan, Iran mengizinkan Houthi untuk menargetkan kapal-kapal.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia telah mengirim pesan pribadi ke Teheran yang mendesak mereka untuk berhenti.
Namun, Iran membantah terlibat dalam serangan itu.
Arab Saudi dan AS mengatakan, Iran telah menyelundupkan senjata, termasuk drone, serta rudal jelajah dan balistik ke Houthi selama perang saudara di Yaman dan melanggar embargo senjata PBB.
Dikatakan bahwa rudal dan drone semacam itu telah digunakan dalam serangan terhadap Arab Saudi, serta sekutunya, Uni Emirat Arab.
Iran juga membantah memasok senjata kepada kelompok Houthi dan mengatakan pihaknya hanya mendukung mereka secara politik.
(Tribunnews.com/Nuryanti)