Houthi Lacak Pakai Tanker Trackers, Kapal Tidak ada Kontak dengan Israel Aman Transit di Laut Merah
Houthi Yaman menyampaikan pesan, Kapal-kapal yang menyiarkan pesan tidak ada kontak dengan Israel akan dengan aman bisa leluasa transit di Laut Merah.
Penulis: Muhammad Barir
Houthi Lacak Pakai Tanker Trackers, Kapal Tak ada Kontak dengan Israel Aman Transit di Laut Merah
TRIBUNNEWS.COM- Houthi Yaman menyampaikan pesan, Kapal-kapal yang menyiarkan pesan tidak ada kontak dengan Israel akan dengan aman bisa leluasa transit di Laut Merah.
Angkatan bersenjata Yaman mengatakan bahwa kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris adalah sasaran militer yang sah.
Anggota Dewan Politik Tertinggi gerakan perlawanan Ansarallah Yaman, Mohammad Ali al-Houthi, mengatakan pada 21 Januari bahwa puluhan kapal komersial yang tidak terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel telah diizinkan melewati Laut Merah dengan aman.
“Anda dapat mengunjungi situs web Tanker Trackers, yang berspesialisasi dalam pelacakan kapal, untuk mengetahui bahwa solusi paling sederhana agar kapal dapat lewat dengan aman saat melintasi Laut Merah adalah dengan mengumumkan kalimat 'Kami tidak ada hubungannya dengan Israel' pada sistem identifikasi otomatis mereka, kata Houthi.
“Solusi ini terbukti efektif, 64 kapal selamat melewati laut dengan mengucapkan kalimat ini,” tambahnya.
Pejabat senior Ansarallah Muhammad al-Bukhaiti mengatakan pada 19 Januari bahwa kapal-kapal Rusia dan Tiongkok yang transit di Laut Merah akan aman, selama mereka tidak berhubungan dengan Israel.
Baca juga: Populer Internasional: Netanyahu Tolak Permintaan Hamas - 64 Kapal Lolos Berlayar di Laut Merah
Komentar Houthi muncul beberapa hari setelah dilaporkan bahwa beberapa kapal, termasuk kapal dari Tiongkok, Kamerun, dan Singapura – di antara negara-negara lain – telah mengirimkan pesan ‘Kami tidak memiliki hubungan dengan Israel’ pada sistem identifikasi mereka untuk menghindari serangan.
Awal bulan ini, kapal tanker Saudi Desert Rose menulis VL NO CONTACT ISRAEL pada sistem identifikasinya saat transit di Laut Merah.
Sejak bulan November, Angkatan Bersenjata Yaman dan Ansarallah telah menyita satu kapal yang terkait dengan Israel, dan menargetkan lebih dari selusin kapal lainnya, baik milik Israel atau perusahaan Israel, atau sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Israel.
Operasi tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap perlawanan Palestina, yang Sanaa berjanji akan terus melanjutkannya sampai perang dan pengepungan di Gaza berakhir.
Baca juga: Posisi Strategis Houthi dan Lansekap Konflik Timur Tengah Terkini
Yaman telah berulang kali mengklarifikasi bahwa mereka tidak akan menargetkan kapal apa pun yang tidak memiliki hubungan dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel.
“Kami menegaskan kembali bahwa tidak ada larangan terhadap kapal apa pun kecuali kapal yang terkait dengan musuh kriminal Zionis atau kapal yang menuju pelabuhannya di wilayah pendudukan Palestina,” kata juru bicara Ansarallah Muhammad Abdel Salam pada 16 Januari.
Namun, serangkaian serangan kekerasan yang dilancarkan bulan ini terhadap Yaman oleh Washington dan London telah menempatkan kapal-kapal AS dan Inggris dalam situasi genting.
Beberapa kapal AS telah diserang oleh Ansarallah dan tentara Yaman sebagai respons terhadap serangan udara AS dan Inggris baru-baru ini di Yaman, serta sebagai respons terhadap serangan AS sebelumnya pada akhir Desember, yang menewaskan sepuluh perwira angkatan laut Yaman.
“Operasi kami akan mencakup kapal-kapal Amerika dan Inggris, dan agresi [AS-Inggris] tidak akan mengubah posisi kami,” kata pemimpin Ansarallah Abdel Malik al-Houthi pada tanggal 18 Januari.
(Sumber: The Cradle)