Pria Palestina Ditembak Mati Tentara Israel setelah Diwawancarai TV, Padahal Sudah Angkat Tangan
Seorang pria Palestina ditambak mati oleh sniper Israel setelah ia diwawancarai media TV Inggris, padahal sudah angkat tangan tanda.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
Akhirnya mereka membawa tubuh Abu Sahloul ke tempat yang lebih aman, di mana istrinya, mulai meratap dan berduka atas kehilangannya.
Kesehariannya, Abu Sahloul menjual pakaian anak-anak untuk mencari nafkah.
Meskipun adegan itu tertangkap kamera, militer Israel masih saja membantah adanya eksekusi lapangan terhadap warga sipil.
Pemirsa ITV menyebut pembunuhan Abu Sahloul sebagai contoh lain dari dugaan kejahatan perang Israel.
"Satu lagi warga sipil Palestina terbunuh tanpa menimbulkan ancaman apa pun, ditembak mati saat berjalan perlahan dengan bendera putih. Ada banyak insiden seperti itu di social media, bukan di TV," tulis @johnirvineitv di X.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadapi seruan baru untuk mendorong Israel segera melakukan gencatan senjata di Gaza, menyusul laporan ITV.
Politisi SNP Stephen Flynn menantang Sunak dalam sesi Pertanyaan Perdana Menteri pada hari Rabu (24/1/2024) tentang situasi di Gaza, di mana setidaknya 25.000 orang telah meninggal.
"Masyarakat duduk di rumah menyaksikan John Irvine dari ITV News melaporkan rekaman dari Gaza yang menunjukkan seorang pria Palestina tak bersenjata berjalan di bawah bendera putih," kata Flynn.
“Dia ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel. Pak Perdana Menteri, hal itu merupakan kejahatan perang.”
Sunak menanggapinya dengan mengatakan bahwa hukum humaniter internasional harus dihormati.
Ia menyerukan jeda kemanusiaan segera dan berkelanjutan terhadap perang di Gaza, namun tidak menuntut gencatan senjata.
Baca juga: ICJ akan Sampaikan Keputusan Sementara atas Kasus Genosida Israel pada Jumat
Israel melancarkan serangannya ke Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan serangan mendadak di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang.
Sekitar 250 orang dibawa, menurut angka Israel.
Selain puluhan ribu orang tewas, serangan itu juga telah mengubah sebagian besar Gaza menjadi tanah yang tidak bisa dihuni.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)