Putin 'Targetkan' Yerusalem untuk Cari Situs Kekaisaran Rusia-Uni Soviet, Ada yang 'Dikuasai' Israel
Putin diketahui sedang menggalakkan program pencarian situs Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet di seluruh dunia, termasuk Yerusalem yang diduduki.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Dana itu akan dialokasikan untuk menutupi biaya yang berkaitan dengan "proses pencarian properti real estat yang dimiliki Federasi Rusia, bekas Kekaisaran Rusia, bekas Uni Soviet."
Serta, untuk "pendaftaran hak (properti)" dan "perlindungan hukum atas properti ini."
Keputusan lain mengalokasikan dana adalah dengan tujuan menutupi pengeluaran departemen untuk memelihara dan menggunakan properti federal Rusia di luar negeri.
Putin Sudah Pernah 'Tagih' Netanyahu
Pada April 2022 silam, Vladimir Putin telah menagih kepemilikan Gereja St. Alexander Nevsky di Yerusalem yang diduduki, kepada Benjamin Netanyahu.
Saat itu, Sergei Stepashin, mantan Perdana Menteri Rusia, mengatakan, "Selama lima tahun terakhir, Moskow telah berupaya agar kompleks (gereja itu) dialihkan di bawah kendali Rusia."
Dilansir Middle East Monitor, Stepashin adalah Ketua Imperial Orthodoks Palestine Society, yang bertanggung jawab atas situs-situs suci Rusia di Israel.
Baca juga: Partai Komunis di Rusia Peringati 100 Tahun Kematian Vladimir Lenin saat Putin Mengabaikannya
"Kami berjuang untuk kembalinya St. Alexander Nevsky, dan ini adalah hal yang sulit," lapor kantor berita Rusia, Interfax, kala itu, yang mengutip pernyataan Stepashin.
"Situasi muncul dengan Ukraina (perang), dan Israel telah bertindak seperti yang diharapkan; berusaha menyenangkan semua orang, baik di sini maupun di sana," tambah dia.
Seorang analis Rusia yakin Israel enggan menyerahkan properti tersebut pada saat Rusia sedang dikenai sanksi oleh Barat akibat invasi mereka ke Ukraina.
Diketahui, Netanyahu menyetujui pemberian Alexander's Courtyard kepada Rusia pada 2020.
Halamannya, yang mencakup Gereja St Alexander Nevsky, terletak di dekat Gereja Makam Suci.
Langkah tersebut dipandang sebagai isyarat niat baik setelah Rusia membebaskan Naama Issachar, seorang warga negara Israel yang ditangkap pada 2019 setelah polisi menemukan sembilan gram ganja di tasnya saat singgah di bandara Moskow.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)