Houthi Serang Kapal Inggris, Awak Selamatkan Diri di Sekoci lalu Sibuk Padamkan Api
Kapal tanker Inggris bernama Marlin Luanda terbakar setelah diserang oleh militan Houthi.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
"Naphtha asal Rusia yang dibeli di bawah batas harga, sesuai dengan sanksi G-7."
Foto-foto terbakarnya Marlin Luanda dibagikan oleh Angkatan Laut India di media sosial X.
Dalam foto itu terlihat ada asap tebal membubung di atas kapal.
Tanggapan Houthi
Juru bicara militer Houthi, Brigjen Yahya Saree, menyebut Marlin Luanda adalah kapal tanker Inggris.
Dia mengatakan serangan itu adalah bentuk dukungan kepada rakyat Palestina yang kini ditindas.
Selain itu, serangan tersebut adalah balasan atas agresi AS-Inggris terhadap Yaman.
"Dengan menggunakan rudal angkatan laut yang cocok," serangan itu dilakukan secara langsung dan menyebabkan kapal terbakar," kata Saree.
Baca juga: Serangan Houthi Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Merosot, Perekonomian Melambat
Dia berujar akan Angkatan Bersenjata Yaman tetap melanjutkan operasi militer mereka.
"Memaksakan adanya blokade terhadap navigasi Israel di Laut Merah dan Arab hingga gencatan senjata tercapai di Gaza, dan makanan serta obat-obatan dizinkan masuk ke tempat warga Palestina yang terkepung di Jalur Gaza."
Respons Inggris
Juru bicara pemerintah Inggris mengatakan tidak ada korban dalam serangan itu.
Dia juga menyebut kapal koalisi berada di tempat peristiwa itu terjadi.
"Kami sudah menjelaskan bahwa serangan apa pun terhadap kapal dagang tidak bisa diterima sama sekali dan Inggris serta sekutu kami berhak meresponsnya dengan tepat," kata dia.
Data perkapalan menunjukkan bahwa kapal itu berlayar dengan bendera Kepulauan Marshall dan sedang dalam perjalanan menuju ke Singapura.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris atau UKMTO memperingatkan kapal lain agar berhati-hati dan melaporkan setiap aktivitas yang mencurigakan.
Inggris dan AS belakangan ini menyerang Houthi di Yaman.
Namun, serangan udara Inggris dan AS pada awal pekan ini belum bisa menghalangi aksi Houthi di Laut Merah.
(Tribunnews/Febri)