AS Sibuk Urusi Israel, Pejabat Houthi Sentil Ancaman Perang Saudara Amerika dari Situasi Texas
Kondisi internal AS saat ini tengah terjadi konflik kewenangan antara pihak negara bagian Texas di AS dan pemerintah federal soal akses ke Eagle Pass
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
“Perang dan krisis yang akan terjadi – secara regional dan internasional – hanyalah awal dari hukuman yang diatur oleh surga terhadap para penindas, dan tidak diragukan lagi, upaya untuk segera menghilangkan ketidakadilan terhadap Yaman dapat mengurangi beban yang akan terjadi di masa depan," kata dia memperingatkan.
AS diketahui telah memimpin serangkaian serangan udara terhadap Yaman sehubungan dengan operasi angkatan laut yang bersekutu dengan Houthi terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.
Tentara Yaman dan Houthi memblokade Laut Merah sebagai solidaritas terhadap perlawanan rakyat Gaza atas agresi militer Israel.
Baca juga: Dua Jam Houthi Lepaskan Rentetan Rudal Balistik, Satu Hantam Kapal Perang AS, Kapal Kawalan Mundur
Ancaman Perang Saudara AS
Pada tanggal 10 Januari, pihak berwenang Texas memblokir agen Patroli Perbatasan AS dari area 2,5 mil di Eagle Pass.
Aparat Texas kemudian secara efektif mengendalikan penuh kewenangan di Shelby Park dua hari kemudian.
Shelby Park adalah kawasan, mencakup Eagle Pass, yang menjadi titik terbesar terjadinya lonjakan penyeberangan migran sejak bulan lalu.
Dilaporkan sebanyak 4.000 migran dalam waktu 24 jam sempat melintas lewat titik ini, merupakan “rekor tertinggi” untuk wilayah tersebut.
Juru bicara Gubernur Texas Greg Abbott membenarkan penguasaan tersebut dengan berargumen:
“Texas menjaga garis di perbatasan selatan kita dengan memasang kawat berduri bermil-mil tambahan dan penghalang anti-pendakian untuk mencegah dan mengusir imigrasi ilegal tingkat tinggi yang diundang oleh Kebijakan perbatasan terbuka yang ceroboh dari Presiden Biden… pemerintahan Biden mengizinkan akses tanpa batas bagi kartel Meksiko untuk menyelundupkan orang ke negara kita.”
Pada 22 Januari, Mahkamah Agung memutuskan mendukung pemerintahan Biden untuk dapat memotong kawat berduri yang dipasang di perbatasan dengan Texas karena kekhawatiran akan keselamatan migran dan membatasi kemampuan Patroli Perbatasan untuk membantu migran yang membutuhkan bantuan.
Ada juga pembicaraan tentang negara-negara bagian selatan dan bekas Konfederasi, yang berpotensi mengerahkan Garda Nasional mereka untuk mendukung Texas, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya Perang Saudara baru.
Menyusul keputusan pengadilan, anggota Kongres dari Partai Republik Clay Higgins mentweet bahwa “FBI sedang melancarkan perang saudara, dan Texas harus mempertahankan pendirian mereka.”