Filipina Memanas, Duterte Tuduh Ferdinand Marcos Jr Pecandu Narkoba, Ada Niat Gulingkan Presiden
Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menuduh Presiden Ferdinand Marcos Jr sebagai pecandu narkoba. Ia ingin menggulingkan sang Presiden.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Politik di Filipina saat ini tengah memanas, dengan mantan Presiden Rodrigo Duterte menuduh Presiden Ferdinand Marcos Jr sebagai pecandu narkoba.
Tak terima dituduh, Ferdinand Marcos Jr menuduh balik Rodrigo Duterte sebagai pecandu narkoba.
Saat berbicara di hadapan pendukungnya pada Minggu (28/1/2024) malam, Duterte mengatakan Marcos Jr adalah seorang pecandu bersertifikat yang telah masuk dalam daftar pengawasan narkoba pemerintah.
"Ketika saya menjadi wali kota [Kota Davao], Badan Pemberantasan Narkoba Filipina menunjukkan bukti kepada saya."
"Mereka menunjukkan daftar mereka dan nama Anda (Marcos Jr) ada di sana. Saya tidak ingin mengatakan itu karena kami adalah teman," kata Duterte, dikutip dari SCMP.
Duterte mengatakan terpaksa angkat bicara masalah isu ini karena Marcos Jr telah menjebaknya dan membahayakan negara dengan semakin erat bersekutu dengan Amerika Serikat (AS).
Ia pun memperingatkan Marcos Jr bahwa jika dirinya dan sepupunya, Martin Romualdez yang menjadi Ketua DPR Filipina terus mencoba mengubah Konstitusi 1987 melalui Inisiatif Rakyat, akan memecah belah bangsa.
Duterte pun menyinggung masalah ayah Marcos Jr yang digulingkan oleh rakyat.
Inisiatif Rakyat adalah salah satu cara konstitusional untuk mengamandemen Konstitusi.
Namun cara yang ada saat ini, menurut Wakil Presiden Sara Duterte, telah dirusak dengan tuduhan adanya pertukaran uang tunai dengan suara "ya".
Perlu diketahui, ayah Marcos Jr, Ferdinand Marcos, memerintah Filipina sebagai diktator selama beberapa dekade hingga ia terpaksa mengungsi akibat Revolusi Kekuatan Rakyat pada tahun 1986.
Konstitusi tahun 1987, yang mulai berlaku setahun setelah Marcos Sr digulingkan, menyatakan bahwa presiden hanya dapat menjabat satu kali masa jabatan enam tahun, sebagai perlindungan terhadap kediktatoran.
Baca juga: 6 Kru Kapal Filipina Diciduk Imigrasi Nunukan saat Jalan-jalan di Pusat Kota
Dikutip dari The Guardian, Marcos Jr mendukung perubahan konstitusi untuk memungkinkan promosi investasi asing.
Namun, Duterte mengklaim sekutu presiden menyuap pejabat lokal untuk menghapus aturan batasan masa jabatan. Dia tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.
Gara-gara Laut Cina Selatan
Duterte juga berulang kali menuduh Marcos Jr, yang dikenal sebagai Bongbong, pengguna narkoba.
"Bongbong Marcos sedang mabuk saat itu. Sekarang dia adalah presiden, dia masih mabuk. Ada seorang presiden yang kecanduan narkoba! B******n itu!" kata Duterte.
Duterte, yang dilarang oleh konstitusi untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua pada tahun 2022, selalu memiliki hubungan yang tidak nyaman dengan Marcos Jr.
Seelumnya, ia menyebut Marcos Jr sebagai anak manja dan pemimpin yang lemah.
Dia tidak mendukungnya pada pemilu lalu, dan secara terbuka mengungkapkan rasa frustrasinya karena putrinya tidak mencalonkan diri untuk jabatan puncak.
Ada spekulasi luas bahwa Sara Duterte akan ikut serta dalam pemilihan presiden tahun 2028.
Namun hal ini menempatkan kedua keluarga tersebut pada jalur yang bertentangan.
Baca juga: Presiden Filipina Dikecam setelah Naik Helikopter Negara untuk Nonton Coldplay di Manila
Marcos Jr menerapkan kebijakan luar negeri yang berbeda dengan Duterte.
Ia mengambil sikap yang lebih keras terhadap Tiongkok di Laut Cina Selatan yang disengketakan dan memperkuat hubungan dengan AS.
Hubungan antara keluarga juga tegang oleh laporan bahwa penyelidik dari pengadilan pidana internasional, yang menyelidiki tindakan brutal Duterte terhadap narkoba, mengunjungi Filipina pada bulan Desember.
Laporan tersebut belum dapat dikonfirmasi, dan Marcos Jr mengatakan tidak akan bekerja sama dengan pengadilan.
Pada hari Minggu, putra Duterte dan Wali Kota Davao City, menyerukan pengunduran diri Marcos Jr, dengan menyatakan bahwa ia menjalankan kebijakan luar negeri yang berbahaya dan bertanggung jawab atas meningkatnya kriminalitas.
"Pak Presiden, kalau tidak punya rasa cinta dan cita-cita terhadap negara, mundurlah," ujarnya dalam acara forum publik.
Sara Duterte mengatakan pada hari Senin bahwa komentar saudara laki-lakinya berasal dari "cinta persaudaraan" dan menuduh dia menjadi sasaran "perlakuan tercela" oleh "beberapa sektor di lingkungan presiden".
(Tribunnews.com/Whiesa)