Usai Tewaskan 3 Tentara AS, Milisi Irak Serang Haifa Israel Pakai Drone: Kami Terus Hancurkan Musuh
Milisi Irak atau Perlawanan Islam di Irak mengakui telah melakukan serangan drone ke Kota Haifa, Israel.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Perlawanan Islam di Irak mengklaim telah melakukan serangan pesawat tak berawak atau drone di Haifa, Israel, Kamis (1/2/2024).
Laporan tersebut menurut kantor berita Shehab yang mengutip pernyataan dari kelompok payung milisi yang terkait dengan Iran.
Milisi Irak itu menyatakan alasan atas serangan ke Israel tersebut.
Yakni sebagai bentuk dukungan atas kemerdekaan warga Palestina.
“Sebagai kelanjutan dari pendekatan kami untuk melawan pendudukan (Israel atas Palestina) dan mendukung rakyat kami di Gaza, hari ini, Kamis," ujar Milisi Irak, dikutip dari Al Jazeera.
Milisi Irak menyebutkan akan terus menghancurkan musuhnya, yakni Israel.
"(Pejuang) kami, dengan menggunakan drone, menyerang pelabuhan Haifa di wilayah pendudukan kami di Palestina, dan kami menegaskan bahwa kami terus menghancurkan benteng musuh,”kata pernyataan itu.
Baca juga: Swedia Kutuk Aksi Serangan Menggunakan Granat Terhadap Kedutaan Besar Israel di Stockholm
Update Jumlah Korban di Gaza
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 26.900 sejak 7 Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Palestina, Rabu (31/1/2023).
Kementerian Kesehatan mengeluarkan pernyataan saat serangan mematikan Israel memasuki hari ke-117.
Dikatakan juga bahwa 65.949 orang lainnya juga terluka dalam serangan tersebut.
Baca juga: Temuan 30 Mayat yang Diborgol dan Mata Ditutup, Israel Coba Tutupi Genosida di Palestina
Sementara pernyataan tersebut mencatat bahwa dalam 24 jam terakhir, tentara Israel melakukan 16 serangan mematikan di Jalur Gaza.
Hingga menyebabkan 150 orang tewas dan 313 lainnya luka-luka.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan, dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
Sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi akibat serangan Israel, sementara semuanya mengalami kerawanan pangan, menurut PBB.