Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orang Dalam Hamas: Belum Ada Jadwal Datang ke Mesir Buat Bahas Gencatan Senjata dengan Israel

Delegasi Hamas dilaporkan belum menetapkan kapan akan datang ke Mesir guna membahas gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Israel.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Orang Dalam Hamas: Belum Ada Jadwal Datang ke Mesir Buat Bahas Gencatan Senjata dengan Israel
Marco LONGARI / AFP
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera nasional dan potret warga Israel yang disandera oleh militan Hamas Palestina di Gaza sejak 7 Oktober, dalam unjuk rasa menuntut pembebasan mereka di luar kediaman pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kaisarea utara Tel Aviv pada 27 Januari 2024. 

Orang Dalam Hamas: Belum Ada Jadwal Kunjungan ke Mesir Buat Bahas Gencatan Senjata dengan Israel

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah sumber yang dekat dengan gerakan pembebasan Palestina, Hamas mengatakan, belum ada jadwal dan tanggal yang ditetapkan bagi delegasi gerakan tersebut untuk mengunjungi Mesir guna membahas proposal gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel yang diajukan dalam pembicaraan di Paris.

Quds Press melaporkan hal itu Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Kalah Telak, Media Israel: Kesepakatan Gencatan Senjata Baru, Nama-Nama Besar Palestina Bakal Bebas

Sebelumnya, pada Selasa, kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, membenarkan kalau pimpinan gerakan tersebut telah menerima undangan untuk mengunjungi Kairo untuk membahas kerangka perjanjian yang dikeluarkan setelah pertemuan Paris, dan persyaratan implementasinya.

"Meskipun pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan adanya hambatan dalam mencapai kesepakatan tersebut, sumber tersebut mengatakan kepada Quds Press kalau mereka memperkirakan akan menetapkan tanggal kunjungan tersebut dalam beberapa hari mendatang," tulis laporan tersebut.

Berbagai sumber baru-baru ini mengungkapkan, negosiator dari Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, selain Israel mencapai kesepakatan baru untuk pembebasan bertahap tawanan perang Israel yang ditahan di Gaza, yang akan disertai dengan periode penghentian peperangan.

Para pengunjuk rasa mengangkat plakat dan bendera nasional selama unjuk rasa menuntut pembebasan warga Israel yang disandera seratus hari sebelumnya oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober, di luar Parlemen Israel di Yerusalem pada 15 Januari 2024.
Para pengunjuk rasa mengangkat plakat dan bendera nasional selama unjuk rasa menuntut pembebasan warga Israel yang disandera seratus hari sebelumnya oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober, di luar Parlemen Israel di Yerusalem pada 15 Januari 2024. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Tiga Tahap Pembebasan Tahanan

Usulan yang disampaikan pada pertemuan Paris mencakup tiga tahap pembebasan tawanan.

Berita Rekomendasi

Tahap pertama melibatkan pembebasan tiga wanita dalam usia cadangan, lansia di atas enam puluh tahun, dan mereka yang mengalami luka kritis.

Tahap kedua meliputi pembebasan personel militer dan tentara.

Tahap ketiga melibatkan penyerahan jenazah tawanan.

Menurut sumber tersebut, Hamas telah menetapkan tiga prinsip utama dalam negosiasi itu yang tidak bisa ditawar, yaitu:

Gencatan senjata penuh tanpa jeda sementara

Rekonstruksi Gaza tanpa batas

Penarikan penuh Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dari Gaza.

Baca juga: Israel Umumkan Kematian Anggota Patroli Yasam, Hamas Terus Melawan, Korban Tewas IDF Jadi 560

Cuplikan video yang dirilis oleh Brigade Al-Qassam saat berhasil menangkap tentara Israel, Sharon Aaron, dalam Operasi Pelindung Tepi pada tahun 2014. Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, juga mengumumkan nomor kemiliteran Sharon Aaron yaitu 6092065.
Cuplikan video yang dirilis oleh Brigade Al-Qassam saat berhasil menangkap tentara Israel, Sharon Aaron, dalam Operasi Pelindung Tepi pada tahun 2014. Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, juga mengumumkan nomor kemiliteran Sharon Aaron yaitu 6092065. (Telegram Brigade Al-Qassam)

Tawanan Militer Belakangan

Lebih lanjut, Hamas menyatakan preferensinya untuk mengubah tahapan perjanjian yang diusulkan.

Mereka menegaskan bahwa pembebasan personel militer dan tentara yang ditangkap dari dalam unit militer hanya boleh dilakukan pada tahap akhir.

Tahap ini mencakup kesepakatan untuk mengaktifkan gencatan senjata komprehensif, diikuti dengan penarikan IOF dari Gaza, dan kemudian memulai negosiasi mengenai gencatan senjata jangka panjang.

Pemimpin Politik Senior Hamas, Ismail Haniyeh menyatakan, pimpinan gerakan tersebut telah mendapat undangan untuk mengunjungi Kairo.

Tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk membahas kerangka kesepakatan yang dikeluarkan dari pertemuan Paris dan persyaratan implementasinya sejalan dengan visi komprehensif yang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat Gaza di masa mendatang.

Ia mengklarifikasi, “Hamas terbuka untuk mendiskusikan inisiatif atau ide apa pun yang serius dan praktis selama hal tersebut mengarah pada penghentian agresi secara komprehensif dan menjamin proses perlindungan bagi orang-orang kami yang terpaksa mengungsi karena tindakan pendudukan dan penghancuran wilayah Palestina. rumah mereka. Selain itu, diskusi harus fokus pada rekonstruksi, pencabutan pengepungan, dan mencapai pertukaran tahanan yang serius.”

(oln/alqds/alghd/JN/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas