Orang Dalam Hamas: Belum Ada Jadwal Datang ke Mesir Buat Bahas Gencatan Senjata dengan Israel
Delegasi Hamas dilaporkan belum menetapkan kapan akan datang ke Mesir guna membahas gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Israel.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Orang Dalam Hamas: Belum Ada Jadwal Kunjungan ke Mesir Buat Bahas Gencatan Senjata dengan Israel
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah sumber yang dekat dengan gerakan pembebasan Palestina, Hamas mengatakan, belum ada jadwal dan tanggal yang ditetapkan bagi delegasi gerakan tersebut untuk mengunjungi Mesir guna membahas proposal gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel yang diajukan dalam pembicaraan di Paris.
Quds Press melaporkan hal itu Jumat (2/2/2024).
Baca juga: Kalah Telak, Media Israel: Kesepakatan Gencatan Senjata Baru, Nama-Nama Besar Palestina Bakal Bebas
Sebelumnya, pada Selasa, kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, membenarkan kalau pimpinan gerakan tersebut telah menerima undangan untuk mengunjungi Kairo untuk membahas kerangka perjanjian yang dikeluarkan setelah pertemuan Paris, dan persyaratan implementasinya.
"Meskipun pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan adanya hambatan dalam mencapai kesepakatan tersebut, sumber tersebut mengatakan kepada Quds Press kalau mereka memperkirakan akan menetapkan tanggal kunjungan tersebut dalam beberapa hari mendatang," tulis laporan tersebut.
Berbagai sumber baru-baru ini mengungkapkan, negosiator dari Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, selain Israel mencapai kesepakatan baru untuk pembebasan bertahap tawanan perang Israel yang ditahan di Gaza, yang akan disertai dengan periode penghentian peperangan.
Tiga Tahap Pembebasan Tahanan
Usulan yang disampaikan pada pertemuan Paris mencakup tiga tahap pembebasan tawanan.
Tahap pertama melibatkan pembebasan tiga wanita dalam usia cadangan, lansia di atas enam puluh tahun, dan mereka yang mengalami luka kritis.
Tahap kedua meliputi pembebasan personel militer dan tentara.
Tahap ketiga melibatkan penyerahan jenazah tawanan.
Menurut sumber tersebut, Hamas telah menetapkan tiga prinsip utama dalam negosiasi itu yang tidak bisa ditawar, yaitu:
Gencatan senjata penuh tanpa jeda sementara
Rekonstruksi Gaza tanpa batas
Penarikan penuh Pasukan Pendudukan Israel (IDF) dari Gaza.
Baca juga: Israel Umumkan Kematian Anggota Patroli Yasam, Hamas Terus Melawan, Korban Tewas IDF Jadi 560
Tawanan Militer Belakangan
Lebih lanjut, Hamas menyatakan preferensinya untuk mengubah tahapan perjanjian yang diusulkan.
Mereka menegaskan bahwa pembebasan personel militer dan tentara yang ditangkap dari dalam unit militer hanya boleh dilakukan pada tahap akhir.
Tahap ini mencakup kesepakatan untuk mengaktifkan gencatan senjata komprehensif, diikuti dengan penarikan IOF dari Gaza, dan kemudian memulai negosiasi mengenai gencatan senjata jangka panjang.
Pemimpin Politik Senior Hamas, Ismail Haniyeh menyatakan, pimpinan gerakan tersebut telah mendapat undangan untuk mengunjungi Kairo.
Tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk membahas kerangka kesepakatan yang dikeluarkan dari pertemuan Paris dan persyaratan implementasinya sejalan dengan visi komprehensif yang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat Gaza di masa mendatang.
Ia mengklarifikasi, “Hamas terbuka untuk mendiskusikan inisiatif atau ide apa pun yang serius dan praktis selama hal tersebut mengarah pada penghentian agresi secara komprehensif dan menjamin proses perlindungan bagi orang-orang kami yang terpaksa mengungsi karena tindakan pendudukan dan penghancuran wilayah Palestina. rumah mereka. Selain itu, diskusi harus fokus pada rekonstruksi, pencabutan pengepungan, dan mencapai pertukaran tahanan yang serius.”
(oln/alqds/alghd/JN/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.