Pendapatan Terusan Suez Kembali Merosot, Mesir Merugi Ratusan Juta Dolar dan Terancam Krisis
Serangan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal barang yang melintas di Laut Merah benar-benar membuat Mesir kelimpungan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Pendapatan Terusan Suez Kembali Merosot, Mesir Merugi Ratusan Juta Dolar dan Terancam Krisis
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CAIRO – Serangan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal barang yang melintas di Laut Merah benar-benar membuat Mesir kelimpungan.
Pendapatan Mesir dari kapal-kapal niaga yang melintas di Terusan Suez kian merosot drastis. Jika kondisi ini terus berlanjut, perekonomian Mesir terancam krisis.
Menurut laporan Alarabiya selama Januari kemarin pendapatan Terusan Suez turun tajam hanya mencapai sekitar 428 juta dolar AS.
Angka terpaut jauh bila dibandingkan dengan pendapatan di periode yang sama pada tahun 2023 dimana saat itu Terusan Suez bisa membukukan keuntungan hingga 804 juta dolar AS.
Kepala Otoritas Terusan Suez Osama Rabie, dalam acara bincang-bincang TV Mesir menjelaskan, penurunan pendapatan mulai terjadi sejak November lalu imbas serangan yang dilakukan Houthi terhadap kapal kargo global yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah.
Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina yang telah menewaskan lebih dari 26.000 jiwa.
Namun akibat serangan ini jalur perdagangan paling kondang di dunia yakni Terusan Suez mulai ditinggalkan.
Terusan Suez merupakan salah satu jalur perdagangan via laut paling penting di seluruh dunia.
Baca juga: Serangan Houthi Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Merosot, Perekonomian Melambat
Terletak di Mesir dengan panjang 193 km, rute ini dapat menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah kapal dengan waktu yang singkat, karena kapal tak perlu lagi memutar jalan hingga ke Benua Afrika.
Namun imbas serangan Houthi, ratusan kapal dagang global mulai putar otak mencari rute baru ke jalur Semenanjung Harapan, demi menghindari Terusan Suez yang berada di Laut Merah.
Perubahan rute ini yang membuat arus lalu lintas di Terusan Suez terus menyusut hingga 36 persen.
Baca juga: Takut Jadi Korban Houthi di Laut Merah, 3 Raksasa Pelayaran Jepang Pilih Putar Balik Cari Rute Baru
“Ini pertama kalinya Terusan Suez terlibat dalam krisis seperti ini. Dulu kami merasa setiap bulan lebih baik dari sebelumnya dan setiap tahun lebih baik dari sebelumnya,” jelas Rabie.
Krisis Ekonomi Mesir di Depan Mata
Belum diketahui sampai kapan konflik Houthi di Laut merah mereda, namun apabila kekisruhan ini terjadi dalam jangka waktu panjang maka perekonomian Mesir terancam mengalami krisis.
Lantaran Mesir telah menjadi sumber mata uang penting bagi Mesir, dimana tiap tahunnya negara Sphinx ini bisa meraup pendapatan sebesar 10,25 miliar dolar AS.
Baca juga: Bisnis Adidas dan H&M Terdampak Serangan Houthi di Laut Merah
Namun pasca kapal kargo global meninggalkan jalur ini pendapatan Mesir dilaporkan anjlok ditengah lonjakan utang mata uang asing senilai 100 miliar dolar AS dalam lima tahun kedepan untuk mencegah terjadinya krisis.
Mesir kini sedang mendekati kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang mungkin akan melipatgandakan paket penyelamatan senilai 3 miliar dolar AS saat ini dan mendatangkan mitra lain.