5,5 Ton Air Radioaktif PLTN Fukushima Daiichi Jepang Bocor hingga Meresap ke Dalam Tanah, Laut Aman?
Sekitar 5,5 ton air radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daichi, Jepang, bocor hingga meresep ke dalam tanah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 5,5 ton air radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daichi, Jepang, bocor dan meresep ke dalam tanah.
Media lokal melaporkan kebocoran ribuan liter air mengandung bahan radioaktif itu pada Rabu (7/2/2024).
Berdasarkan laporan Fukushima Central Television yang mengutip operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company (TEPCO), menyebut sekitar pukul 08.53 waktu setempat, para pekerja menemukan ada kebocoran air dari stopkontak perangkat untuk memurnikan air yang terkontaminasi nuklir selama pemeriksaan peralatan tersebut.
Senada dengan laporan FCT, Xinhua juga mewartakan bahwa para pekerja di PLTN Fukushina Daiichi menemukan air radioaktif yang tidak diolah itu bocor dari ventilasi luar alat saring.
Dikutip dari NHK, air tersebut, sebagian mungkin merembes ke dalam tanah, diyakini mengandung zat radioaktif 220 kali lipat dari tingkat standar yang harus dilaporkan kepada pemerintah.
TEPCO memperkirakan jumlah air yang bocor sekitar 5,5 ton, yang mungkin mengandung 22 miliar becquerel bahan radioaktif seperti cesium dan strontium.
"Konsentrasi zat radioaktif di dalam air yang bocor dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima-1 berjumlah 22 miliar becquerel dengan 1.500 becquerel sebagai batas maksimum yang diperbolehkan," kata surat kabar Asahi.
"Sebagian besar air yang bocor tampaknya telah meresap ke dalam tanah, namun pemantauan terhadap saluran drainase terdekat tidak menunjukkan perubahan tingkat radiasi yang signifikan," tambahnya.
TEPCO telah menjadikan area kebocoran air sebagai area terlarang.
Menurut laporan tersebut, air laut aman dan tidak terkontaminasi, dilansir TASS.
Dilanda gempa bumi berkekuatan 9,0 skala Richter dan Tsunami pada tanggal 11 Maret 2011, pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima mengalami kerusakan inti yang melepaskan radiasi, mengakibatkan kecelakaan nuklir tingkat 7, yang tertinggi dalam Skala Peristiwa Nuklir dan Radiologi Internasional.
Baca juga: Imbas Limbah Nuklir Fukushima, Ekomarin Bakal Lakukan Ini ke Pemerintah Jepang
Pembangkit tersebut telah menghasilkan sejumlah besar air yang tercemar zat radioaktif dari pendinginan bahan bakar nuklir di gedung reaktor, yang sekarang disimpan dalam tangki di pembangkit nuklir.
Pada bulan Agustus 2023, Jepang mulai membuang air limbah Fukushima ke Samudra Pasifik.
Kebijakan tersebut menuai banyak dan berulang kali memicu penolakan dari pemerintah dan masyarakat, kelompok lingkungan hidup, LSM, dan gerakan anti-nuklir di Jepang, negara-negara tetangga, dan kawasan Pasifik.
Menurut kantor berita Yonhap, beberapa jam usai Jepang memutuskan untuk mengizinkan pelepasan 1,18 juta ton air olahan dari PLTN Fukushima, Pemerintah China langsung mengambil tindakan dengan melarang impor seafood dari Negeri Sakura.
Beijing mengatakan pihaknya akan “secara dinamis menyesuaikan langkah-langkah peraturan yang relevan untuk mencegah risiko pembuangan air yang terkontaminasi nuklir terhadap kesehatan dan keamanan pangan warganya”.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)