Israel Klaim Selamatkan 2 Sandera di Rafah, Ditemukan di Lantai 2 Gedung Apartemen
Israel mengklaim pasukannya berhasil membebaskan dua sandera yang ditawan Hamas di sebuah apartemen di Kota Rafah, Gaza selatan.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel telah mengklaim pihaknya berhasil menyelamatkan dua sandera di distrik Shabura di Rafah tengah, Gaza selatan, Senin (12/2/2024).
Kedua sandera tersebut teridentifikasi dengan nama Fernando Simon Herman (61) dan Louis Norbeto (70), yang diculik Hamas pada serangan 7 Oktober.
Para sandera ini diselamatkan melalui operasi gabungan IDF, Shin Bet, dan polisi Israel.
Dikutip dari The Jerusalem Post, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa para sandera ditahan di lantai dua sebuah apartemen di jantung Kota Rafah.
Pasukan memasuki gedung secara diam-diam, lanjut IDF, karena apartemen dijaga ketat oleh pasukan Hamas.
Selain itu, Angkatan Udara Israel (IAF) menghentikan upaya Hamas untuk menyerang tim penyelamat yang meninggalkan lokasi kejadian.
IDF menyatakan keduanya dalam kondisi medis baik dan dipindahkan untuk pemeriksaan kesehatan di rumah sakit Sheba Tel HaShomer.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengapresiasi operasi penyelamatan sandera yang dilakukan oleh pasukannya.
"Dalam operasi penyelamatan yang mengesankan, pasukan keamanan berhasil mengembalikan Fernando Marman dan Louis Har yang diculik dari Kibbutz Nir Yitzhak ke Israel malam ini," kata Gallant, dikutip dari Haaretz.
"Apresiasi penuh kepada IDF, Shin Bet dan Unit Kontra-Terorisme atas operasi penting dan pelaksanaan yang berkualitas."
"Kami akan terus memenuhi komitmen kami untuk memulangkan para sandera, dengan cara apa pun," lanjutnya.
Baca juga: Pasukan Israel Lakukan Pembantaian Besar-besaran di Rafah, 100 Warga Palestina Tewas akibat Serangan
Sebabkan 37 Orang Tewas
Pejabat setempat mengatakan, operasi penyelamatan sandera yang dilakukan pasukan gabungan Israel telah menewaskan 37 orang dan puluhan lainnya terluka.
Saat dilakukannya operasi tersebut, Israel menggempur habis-habisan dengan serangan udara di Kota Rafah.
Serangan udara tersebut menyebabkan kepanikan yang meluas di Rafah karena banyak orang tertidur ketika serangan dimulai, kata warga yang dihubungi oleh Reuters menggunakan aplikasi obrolan.