Kecam Pemboman Israel di Rafah, Senator Australia: Mengerikan dan Menghancurkan
Seorang senator Australia mengecam pemboman yang dilancarkan Israel di Rafah, Senin (12/2/2024).
Penulis: Nuryanti
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Senator Australia, David Shoebridge, mengecam pemboman yang dilancarkan Israel di Rafah di Gaza selatan, Senin (12/2/2024).
David Shoebridge adalah anggota Partai Hijau Australia yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mempertanyakan peran Australia dalam mengekspor senjata ke Israel.
Kini, David Shoebridge mempertanyakan waktu serangan di Rafah yang terjadi saat penonton di Amerika Serikat (AS) menonton Super Bowl.
“Serangan terhadap Rafah yang terjadi pada pukul 02.00 waktu Gaza saat AS sedang menonton Superbowl benar-benar mengerikan dan menghancurkan,” ungkap David Shoebridge, Senin, dikutip dari Al Jazeera.
“Hati kami kini tertuju pada rakyat Palestina lebih dari sebelumnya,” tambah dia.
67 Orang Tewas di Rafah
Diberitakan BBC, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas telah mengungkapkan jumlah korban terbaru dari serangan Israel di Rafah.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa 67 orang tewas dalam serangan di Rafah semalam, mengutip juru bicara Ashraf Al-Qudra.
Sebelumnya, ada laporan berbeda mengenai jumlah orang yang terbunuh akibat serangan Israel.
AFP mengatakan, jumlah korban tewas mencapai "sekitar 100", juga mengutip Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Peringatan Joe Biden ke Netanyahu
Baca juga: Serangan Israel di Rafah Tewaskan Puluhan Orang, 2 Tawanan Bebas
Sementara itu, Israel telah mengisyaratkan serangan daratnya di Gaza segera menargetkan kota padat penduduk di perbatasan Mesir.
Militer Israel mengatakan, pihaknya menyerang “sasaran teror di wilayah Shaboura”, yang merupakan sebuah distrik di Rafah, dilansir AP News.
Israel mengatakan serangkaian serangan telah selesai, tanpa merinci target atau menilai potensi kerusakan atau korban jiwa.
Di sisi lain, Gedung Putih mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Joe Biden mengatakan, Israel tidak boleh melakukan operasi militer melawan Hamas di Rafah tanpa rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan untuk melindungi warga sipil.