Ismail Abu Omar Jurnalis yang Pernah Abadikan Momen Kambing Jadi Sasaran Sniper IDF, Kritis Kena Bom
Ismail Abu Omar, Jurnalis Al Jazeera yang pernah mengabadikan momen tiga ekor kambing jadi sasaran kekejaman Sniper IDF kini kondisinya kritis.
Penulis: Muhammad Barir
Ismail Abu Omar, Jurnalis yang Pernah Abadikan Momen Kambing Jadi Sasaran Sniper IDF Kritis Kena Bom
TRIBUNNEWS.COM- Ismail Abu Omar, Jurnalis Al Jazeera yang pernah mengabadikan momen tiga ekor kambing jadi sasaran kekejaman Sniper IDF kini kondisinya kritis.
Ismail Abu Omar terkena bom yang ditembakkan dari Drone oleh Israel.
Kaki kanan Ismail Abu Omar diamputasi, namun pecahan peluru masih tertinggal di kepala dan dadanya.
Beberapa waktu lalu, pernah ada video viral tiga ekor kambing yang menjadi sasaran tembakan Sniper israel.
Video itu adalah salah satu video yang direkam oleh Ismail Abu Omar dan viral di media sosial.
Baca juga: Israel Mengebom Sekelompok Jurnalis, Kru Al Jazeera Kritis di Rumah Sakit, Pecahan Bom di Kepala
Baru-baru ini, Israel telah mengebom sekelompok wartawan, Jurnalis Al Jazeera Kritis di Rumah Sakit, pecahan bom masih ada di Kepalanya.
Jurnalis Al Jazeera, juru kamera terluka dalam serangan Israel di Gaza.
Koresponden Ismail Abu Omar dan juru kamera Ahmad Matar dalam kondisi serius, dilarikan ke Rumah Sakit European Gaza.
Dua jurnalis, termasuk seorang reporter Al Jazeera, terluka dalam serangan Israel di utara Rafah di Gaza selatan.
Kondisi koresponden Al Jazeera Arab Ismail Abu Omar dan juru kameranya Ahmad Matar digambarkan serius dan keduanya dipindahkan ke Rumah Sakit European Gaza di Khan Younis untuk perawatan pada hari Selasa.
Kaki kanan Abu Omar diamputasi, namun pecahan peluru masih tertinggal di kepala dan dadanya.
Baca juga: Video Viral Tentara Israel Mengebom Tiga Warga Palestina saat Menghidupkan Sepeda Motor
Dokter berusaha menyelamatkan kaki kirinya. Dia saat ini sedang menjalani operasi setelah menderita kehilangan banyak darah akibat kemungkinan sayatan pada arteri femoralis.
Kedua jurnalis tersebut terkena serangan drone Israel di Miraj, utara kota Rafah.
Mereka mendokumentasikan kondisi pengungsi Palestina yang berdesakan di wilayah tersebut ketika Israel mengintensifkan serangannya melalui darat, laut dan udara di seluruh wilayah kantong yang terkepung, menewaskan lebih dari 28.000 orang.
Dokter Muhammad al-Astal, dokter gawat darurat di rumah sakit tersebut, mengatakan nyawa Abu Omar terancam akibat luka parah yang dialaminya.
Dilaporkan dari Rafah, Hani Mahmoud dari Al Jazeera mengatakan ini adalah tragedi lain yang menimpa jurnalis yang mencoba meliput perang Israel di Gaza.
“Mereka di lapangan mendokumentasikan kondisi kehidupan keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi di wilayah tersebut dan mendokumentasikan kengerian yang mereka alami dan alami dalam 24 jam terakhir ketika serangan udara besar-besaran menargetkan sebagian besar kota Rafah, di mana terdapat hampir 100 orang. terbunuh,” katanya.
“Mereka menjadi sasaran langsung oleh rudal yang ditembakkan dari drone.”
Semua Orang Adalah Target Tentara Israel
Kantor Media Pemerintah (GMO) di Gaza mengecam penargetan para kru saluran Al Jazeera untuk kelima kalinya dalam serangan yang disengaja.
“Penargetan ini dilakukan dalam kerangka intimidasi terhadap jurnalis,” katanya, untuk mencegah liputan media mengenai serangan militer di Gaza.
Setidaknya 126 jurnalis telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, sementara 10 lainnya telah ditangkap, menurut angka GMO.
“Ini bukan kejadian pertama dan kami berharap ini bukan yang terakhir. Terdapat serangan yang berkelanjutan, sistematis, dan hampir konsisten terhadap jurnalis. Sejak awal perang ini, lebih dari 100 jurnalis telah menjadi sasaran,” kata Mahmoud dari Al Jazeera.
“Tidak ada istilah dalam perang genosida ini. Setiap orang adalah targetnya.”
Kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh, terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel pada bulan Desember di mana juru kamera Al Jazeera Arab, Samer Abudaqa, terbunuh ketika mereka melakukan liputan di Gaza selatan.
Dahdouh kehilangan istrinya Amna, putranya Mahmoud, putrinya Sham dan cucunya Adam pada bulan Oktober setelah serangan udara Israel menghantam rumah tempat mereka berlindung di kamp pengungsi Nuseirat setelah mengungsi dari rumah mereka di Kota Gaza.
Pada bulan Januari, putra tertua jurnalis veteran tersebut, Hamzah, yang juga seorang jurnalis Al Jazeera, terbunuh oleh serangan rudal Israel di Khan Younis, Gaza selatan.
(Sumber: Al Jazeera)