Presiden Turki Erdogan Minta Israel Akui Negara Palestina dan Desak Pembantaian Dihentikan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Israel untuk segera mengakui negara Palestina merdeka dan menghentikan perangnya di Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
![Presiden Turki Erdogan Minta Israel Akui Negara Palestina dan Desak Pembantaian Dihentikan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-turki-recep-tayyip-erdogan-7657.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Israel untuk segera mengakui negara Palestina merdeka dan menghentikan perangnya di Gaza.
“Sebelum kawasan ini terkena ancaman yang lebih parah, kita perlu menghentikan pembantaian di Gaza sekarang juga,” kata Erdogan pada KTT Pemerintah Dunia di Uni Emirat Arab (UEA), dikutip dari Al Jazeera.
Dia mengkritik pemukim Israel yang mengambil tanah di Tepi Barat yang diduduki.
“Sumber krisis saat ini adalah kelangsungan pemukiman di tanah Palestina," lanjutnya.
Menurutnya, jika Israel menginginkan perdamaian permanen di wilayah tersebut, visi terkait proliferasi harus dihentikan untuk selamanya.
"Negara Palestina yang bebas dan merdeka harus diakui sesuai dengan perbatasan tahun 1967," tegasnya.
Erdogan menggambarkan Turki “hidup dalam lingkaran api” di wilayah tersebut.
Dia juga menyerukan agar pendanaan segera dilanjutkan untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA.
Sebagaimana diketahui, beberapa negara telah memotong dana atas tuduhan Israel bahwa beberapa karyawannya terlibat dalam serangan 7 Oktober.
Aktivis: tujuan utama Israel adalah menghancurkan 'seluruh Palestina'
Seorang aktivis veteran Palestina dan mantan anggota komite eksekutif di Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi, mengatakan, “kita berada di tengah-tengah genosida di Gaza."
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Sebut Serangan Israel di Jalur Gaza Mirip Kekejaman Nazi di Perang Dunia II
"Setelah memperlakukan warga Palestina seperti kawanan ternak yang memindahkan mereka dari satu tempat ke tempat lain untuk melakukan rekayasa demograf, sekarang mereka menghancurkan tempat perlindungan terakhir yang mereka miliki,” katanya kepada Al Jazeera.
“Semua orang tahu bahwa tidak ada batasan bagi kebobrokan Israel, haus darah Israel, penggunaan pembantaian dan pembantaian untuk mencapai tujuan tersebut," urainya.
"Mereka tidak bisa menghancurkan Hamas," ucapnya.
“Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan tidak hanya warga Palestina di Gaza tetapi seluruh Palestina,” pungkasnya.
Dilansir Al Jazeera, berdasarkan data terbaru yang dicatat pada Senin (12/2/2024), jumlah korban tewas terbaru dalam perang Israel-Hamas mencapai 28.730 warga Palestina dan sekitar 1.139 orang tewas di Israel sejak 7 Oktober.
Israel terus melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, termasuk di dekat rumah sakit dan di bagian selatan wilayah kantong yang terkepung, di mana operasi darat semakin intensif.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.