Kemenkes Palestina Sebut Agresi Militer Israel telah Menewaskan 28.663 Warga
Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida menyatakan, operasi Topan Aqsa menandai awal dari akhir bagi pendudukan Israel dalam sejarah modern
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Penjajah Israel melanjutkan aksinya di Jalur Gaza untuk hari ke-133 secara berturut-turut dengan melakukan serangan udara di berbagai wilayah di wilayah tersebut.
Bahkan, operasi militer terus berlanjut di Rafah, tempat pengungsi mencari perlindungan.
Dalam serangan terbaru pada Jumat (16/2/2024) dini hari, rumah-rumah warga sipil di Rafah utara menjadi sasaran sehingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.
Menanggapi peningkatan agresi terhadap rumah sakit, pasien, dan staf medis, Hamas membantah klaim tentara Israel bahwa Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal digunakan oleh pasukan perlawanan.
Baca juga: Menteri Israel: Perang Lawan Hamas Jalan Terus Saat Ramadan, Mesir Bantu Siapkan Serbuan Rafah
Dilansir dari Royanews, berdasarkan data awal dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, agresi pendudukan Israel yang sedang berlangsung telah mengakibatkan 28.663 warga Palestina meninggal dunia dan melukai 68.395 orang lainnya sejak 7 Oktober.
Banyak korban masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Diketahui Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, meluncurkan Operasi Topan Aqsa sebagai tanggapan atas pelanggaran pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida menyatakan, operasi Topan Aqsa menandai awal dari akhir bagi pendudukan Israel dalam sejarah modern.
Dia menekankan dalam pidatonya, Jumat bahwa sudah 133 hari sejak perang dimulai mengubah lanskap global dan menandakan berakhirnya penjajahan.
Abu Obaida menyoroti, selama lima bulan terakhir, perlawanan telah menghadapi agresi Israel yang hebat dengan tekad yang tak tergoyahkan.
"Perjuangan yang sedang berlangsung melawan musuh yang kejam, dan menggambarkannya sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kontemporer," kata Abu Obaisa.
Abu Obaida menekankan ketahanan perlawanan, menegaskan bahwa setiap kali musuh merasa aman, para pejuang muncul untuk menantang mereka.
Dia menyebutkan, para pejuang melaksanakan operasi yang tepat dan berdampak di samping upaya-upaya pasukan perlawanan bangsa, menyebabkan kerugian yang signifikan bagi musuh.