Houthi Serang Kapal Kargo Rubymar di Teluk Aden, Rusak Parah dan Nyaris Tenggelam
Militan Houthi yang didukung Iran kembali menyerang kapal kargo yang melintas di Teluk Aden saat melintas dari Uni Emirat Arab tujuan Eropa.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ADEN – Militan Houthi yang didukung Iran kembali menyerang kapal kargo yang melintas di Teluk Aden. Kali ini sasarannya adalah kapal kargo Rubymar.
Akibat serangan tersebut kapal kargo Rubymar rusak parah dan nyaris tenggelam. Saat diserang, kapal sedang dalam perjalanan dari pelabuhan di Uni Emirat Arab menuju Eropa.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea mengatakan seluruh kru kapal tersebut selamat, meskipun kapal tersebut mengalami kerusakan parah.
“Kapal tersebut mengalami hantaman parah sehingga berhenti total. Akibat kerusakan parah yang dialami kapal, kini kapal terancam tenggelam di Teluk Aden,” kata Sarea, dalam sebuah pernyataan, Senin (19/2/2024).
Sebelumnya, perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey melaporkan, sebuah kapal kargo umum berbendera Belize, terdaftar di Inggris dan dioperasikan oleh Lebanon diserang di Selat Bab al-Mandab di lepas pantai Yaman pada Minggu (18/2/2024).
“Awak kapal telah meninggalkan sebuah kapal di lepas pantai Yaman setelah terjadi ledakan, yang tampaknya merupakan insiden yang sama,” kata Ambrey.
Ambrey lebih lanjut mengatakan kapal tersebut sedang menuju utara dalam perjalanannya dari Khor Fakkan di Uni Emirat Arab ke Varna, Bulgaria, ketika serangan itu terjadi.
Baca juga: Pemimpin Houthi: Tak Ada Lagi Kapal Terafiliasi Israel yang Berani Berlayar di Sekitar Teluk Aden
“Kapal yang bermuatan sebagian itu melambat sebentar dari 10 menjadi enam knot dan menyimpang jalur. Awak kapal menghubungi Angkatan Laut Djibouti, sebelum kembali ke jalur dan kecepatan sebelumnya,” katanya.
Baca juga: Houthi Klaim Serang Kapal Dagang Amerika di Teluk Aden
Houthi telah berulang kali melakukan serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap pelayaran komersial internasional di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab.
Rute pelayaran ini menyumbang sekitar 12 persen lalu lintas pelayaran dunia dalam apa yang mereka katakan sebagai upaya untuk menghancurkan kapal-kapal komersial internasional.