Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daftar Negara Barat Pemasok Senjata Terbanyak ke Israel: Spanyol 2 Muka, Jerman Naik 10 Kali Lipat 

Jerman dan Inggris berada di urutan teratas negara-negara Barat yang terus mendukung pendudukan Israel di Palestina

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Daftar Negara Barat Pemasok Senjata Terbanyak ke Israel: Spanyol 2 Muka, Jerman Naik 10 Kali Lipat 
JACK GUEZ / AFP
Gambar yang diambil dari lokasi di Israel selatan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 19 Januari 2024, menunjukkan sebuah tank Israel berguling di sepanjang pagar ketika bangunan-bangunan rusak terlihat di Jalur Gaza di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. 

Daftar Negara Barat Pemasok Senjata Terbanyak ke Israel, Spanyol 2 Muka, Jerman Naik 10 Kali Lipat 

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Al-Ghad pada Minggu (18/2/2024), melaporkan kalau Jerman dan Inggris berada di urutan teratas negara-negara Barat yang terus mendukung pendudukan Israel di Palestina dengan senjata.

Terkhusus Inggris, negara ini ikut terseret dalam tuduhan aksi genosida di Gaza oleh Mahkamah Internasional (ICJ) seiring meningkatnya tekanan dari pihak organisasi hak asasi manusia dunia.

Baca juga: Serangan Hizbullah Bikin Para Pemukim Israel Lari dari Margaliot: Cuma Bisa Sembunyi di Balik Tembok

Dilaporkan, Amerika Serikat (AS) adalah pemasok senjata terbesar bagi pendudukan Israel.

Posisi AS diikuti oleh Jerman dan Inggris yang juga telah memberikan dukungan signifikan kepada Israel selama bertahun-tahun.

Menurut data terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), AS memasok 70,2 persen persenjataan ke Israel selama periode 2011-2020, diikuti oleh Jerman sebesar 23,9 persen dan Italia sebesar 5,9 persen.

Menurut organisasi non-pemerintah Inggris, Campaign Against Arms Trade (CAAT), Jerman dan Inggris tidak mengungkapkan ekspor senjata mereka secara transparan.

Berita Rekomendasi

Namun berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber terbuka, pemerintah Jerman menyetujui penjualan senjata senilai setidaknya 1,4 miliar euro kepada pendudukan selama periode 2015-2020.

Pada periode yang sama, Inggris mengirimkan pesawat tempur, rudal, tank, pesawat ringan, dan senjata ke Israel.

Ekspor peralatan militer Inggris ini berjumlah 426 juta euro, termasuk komponen senjata dan amunisi.

Angka-angka ini tidak termasuk ekspor senjata Jerman dan Inggris ke wilayah pendudukan melalui negara-negara pihak ketiga.

Seorang tentara Israel menyusun peluru artileri 155mm di dekat howitzer self-propelled yang dikerahkan di posisi dekat perbatasan dengan Lebanon di wilayah Galilea atas di Israel utara pada 18 Oktober 2023.
Seorang tentara Israel menyusun peluru artileri 155mm di dekat howitzer self-propelled yang dikerahkan di posisi dekat perbatasan dengan Lebanon di wilayah Galilea atas di Israel utara pada 18 Oktober 2023. (Jalaa MAREY / AFP)

Ekspor Senjata Jerman ke Israel Naik Sepuluh Kali Lipat dalam Setahun

Menurut laporan mengenai persetujuan penjualan senjata ke luar negeri yang dikeluarkan oleh Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim, penjualan senjata dan peralatan militer negara tersebut kepada Israel meningkat sepuluh kali lipat tahun lalu dibandingkan tahun 2022.

Nilai total ekspor senjata Jerman ini mencapai 326,5 juta euro.

Pada minggu-minggu awal setelah dimulainya serangan di Gaza pada 7 Oktober 2023, pemerintah Jerman menyetujui 185 permintaan izin tambahan untuk mengekspor pasokan senjata ke Israel.

Jerman sejauh ini setuju untuk mengirimkan kendaraan lapis baja dan peralatan pelindung kepada pendudukan.

Belakangan, majalah berita Jerman Der Spiegel melaporkan pada 17 Januari kalau  pemerintah juga sedang meninjau pengiriman amunisi High Explosive Anti-Tank (HEAT) yang diminta oleh pendudukan dan berencana untuk menyetujuinya dan mengirimkannya.

Pemerintah Israel meminta lebih dari 10.000 peluru tank 120mm dari Jerman pada bulan November tahun lalu, dan permintaan ini dibahas dengan sangat rahasia oleh Kantor Perdana Menteri Jerman dan Kementerian Pertahanan, Luar Negeri, dan Ekonomi.

Hubungan Lama Inggris dan Israel

Sejak tahun 1967, Inggris telah memasok peralatan militer kepada pendudukan Israel, termasuk sekitar 15 persen komponen jet tempur F-35 yang digunakan dalam serangan udara di Gaza.

Dalam proyek F-35, enam perusahaan Inggris berpartisipasi, dua di antaranya menjual rudal kepada pendudukan.

Selain itu, beberapa perusahaan, seperti produsen pertahanan Israel Elbit Systems, memiliki lisensi untuk memperdagangkan peralatan militer di Inggris.

Organisasi hak asasi manusia Palestina Al-Haq dan Global Legal Action Network (GLAN) yang berbasis di Inggris telah mengajukan gugatan hukum terhadap Inggris di Pengadilan Tinggi Inggris pada 13 Desember 2023.

Mereka berpendapat, izin ekspor pemerintah Inggris untuk senjata yang mampu digunakan dalam tindakan Israel di Gaza melanggar hukum internasional.

Lisensi ini mencakup berbagai kategori, termasuk komponen radar militer, peralatan penargetan, pesawat tempur, kapal angkatan laut, dan banyak lagi.

Sejak tahun 2015, terdapat 472 juta pound dalam bentuk hibah lisensi standar bernilai terbatas dan 58 lisensi terbuka bernilai tak terbatas kepada Israel.

Untuk hal yang terakhir ini, Inggris dilaporkan tidk transparan dan memungkinkan jumlah hibah senjata  yang tidak terbatas.

Respons Publik Italia

Sedangkan di Italia, tanggapan masyarakat terhadap perang Israel di Gaza sangat menonjol.

Pada  16 November, pemimpin partai oposisi Gerakan Bintang Lima, mantan Perdana Menteri Giuseppe Conte, menyerukan penghentian segera pasokan senjata ke pendudukan.

Demikian pula, pemimpin oposisi utama Partai Demokrat, Enrico Letta, mendesak pemerintah Italia  untuk menghentikan penjualan senjata kepada pendudukan pada 20 Januari, menekankan kalau  Italia tidak dapat mengambil risiko menjual amunisi yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Situasinya masih kritis, dan perhatian internasional terfokus pada konflik tersebut dan dampak buruknya terhadap warga sipil di Gaza.

Baca juga: Matinya Kemanusiaan, Sakit Jiwanya Tentara Israel Bagikan Video Gembira Penyiksaan Warga Palestina

Kebutuhan akan akuntabilitas dan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional kini semakin mendesak.

Ketika reaksi meningkat, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menyatakan pada  20 Januari kalau Italia telah memutuskan untuk menghentikan pengiriman senjata ke wilayah pendudukan mulai tanggal 7 Oktober.

Menurut Tajani, tidak ada jenis senjata yang dikirim sejak tanggal tersebut.

Namun, senjata buatan Italia yang sebelumnya diberikan kepada Israel saat ini sedang diuji oleh tentara pendudukan di Gaza.

Misalnya, meriam angkatan laut 76mm, yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan Italia Leonardo S.p.A., digunakan oleh Pasukan Pendudukan Israel (IDF) untuk tujuan tersebut.

Spanyol Bermuka Dua

Spanyol mengklaim juga telah menghentikan penjualan senjata ke Israel.

Namun, Organisasi perdamaian Spanyol Delàs Center for Peace Studies mengungkapkan kalau Spanyol terus mengekspor amunisi senilai 987.000 euro ke Israel pada November, bertentangan dengan klaim pemerintah bahwa ekspor senjata ke Tel Aviv telah berhenti sejak bulan Oktober.

Dunia politik Spanyol mengungkapkan kemarahannya menanggapi pengungkapan ini.

Ekspor Senjata Perancis ke Israel Picu Kemarahan Publik

Di Prancis, Kementerian Pertahanan melaporkan, negara tersebut menjual senjata senilai hampir 200 juta euro kepada Israel selama periode 2013–2022.

Menteri Pertahanan Perancis Sébastien Lecornu menyatakan, Perancis terutama memberikan dukungan intelijen kepada Israel.

Aktivis mengadakan demonstrasi di luar markas besar perusahaan pertahanan Perancis Dassault Aviation, mengutuk semua perusahaan Perancis yang menjual senjata ke Israel dan keterlibatan mereka dalam perang di Gaza.

Anggota parlemen oposisi dari partai France Unbowed juga menandatangani petisi yang mendesak diakhirinya penjualan senjata ke Israel.

“Kami telah diberitahu mengenai permintaan baru Afrika Selatan untuk mengambil tindakan sementara mengenai ICJ,” jawab juru bicara Kementerian Luar Negeri Perancis Christophe Lemoine mengenai apakah Perancis berencana untuk menangguhkan pengiriman senjata ke negara pendudukan setelah keputusan ICJ.

“Permintaan ini sedang dipersiapkan untuk penuntutan, dan tindakan (tindakan pencegahan) yang diminta oleh pengadilan mengikat secara hukum dan konsisten dengan keinginan Prancis,” tambahnya.

“Kami berkomitmen untuk menghormati hukum internasional dan menegaskan kembali dukungan dan kepercayaan kami terhadap ICJ.”

Pada  12 Februari, Josep Borrell, Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, mendesak negara-negara anggota UE untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel.

Pesan Borrell secara langsung menyangkut Jerman, karena Inggris bukan anggota UE, dan Italia serta Spanyol telah berhenti memasok senjata ke Israel.

Baca juga: Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa: Israel Tak Bisa Kalahkan Hamas di Gaza, Tepi Barat Mendidih

(oln/alghd/jn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas