Israel Ancam Lancarkan Serangan Darat ke Rafah, Ini Reaksi AS, Jerman, Arab Saudi dan Afrika Selatan
Israel bersiap menyerang kota Rafah di Gaza, tempat warga Palestina mencari perlindungan dari konflik.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Netanyahu hanya mengatakan bahwa Israel sedang mengerjakan rencana terperinci agar lebih dari satu juta warga sipil Palestina selamat.
Warga Palestina telah diperintahkan untuk mengungsi dari wilayah lain di Gaza dan tidak dapat meninggalkan wilayah tersebut.
“Area yang telah kami bersihkan di utara Rafah aman, ada banyak area di sana,” katanya tanpa merinci bagian mana yang dianggap aman tersebut.
Jerman
Jerman juga menjadi pendukung setia Israel selama konflik saat ini.
Namun Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock telah memperingatkan Israel agar tidak menyerang Rafah.
“Serangan tentara Israel di Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan yang telah diumumkan sebelumnya,” tulis Baerbock di platform media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.
“Orang-orang di Gaza tidak bisa menghilang begitu saja.”
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dalam sebuah wawancara dengan harian Süddeutsche Zeitung bahwa dia sangat prihatin tentang konsekuensi dari rencana serangan darat di Rafah.
Pada Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu, ia menegaskan kembali dukungan Jerman sejak konflik dimulai.
Arab Saudi
Sebelum 7 Oktober 2023, Arab Saudi dan Israel sedang dalam proses menormalisasi hubungan mereka melalui Perjanjian Abraham.
Namun upaya ini terhenti setelah serangan Israel di Gaza.
Baca juga: Perekonomian Israel Anjlok 20 Persen Setelah 7 Oktober, Ekonomi Israel Makin Lama Perang Makin Turun
Arab Saudi telah menegaskan dengan jelas bahwa mereka menentang keras serangan Israel terhadap Rafah.
“Kerajaan Arab Saudi memperingatkan dampak yang sangat serius dari penyerbuan dan penargetan kota Rafah di Jalur Gaza, yang merupakan pilihan terakhir bagi ratusan ribu warga sipil yang terpaksa mengungsi akibat agresi brutal Israel,” tulis sebuah pernyataan tertanggal 10 Februari dari Badan Pers Saudi pemerintah.
“Kerajaan menegaskan penolakannya dan kecaman keras atas deportasi paksa mereka, dan memperbarui tuntutannya untuk segera melakukan gencatan senjata.”