Netanyahu akan Melarang Warga Palestina Masuk ke Masjid Al-Aqsa Selama Bulan Ramadan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui permintaan menteri keamanan ekstremisnya, Itamar Ben Gvir, untuk membatasi akses Al Aqsa.
Penulis: Muhammad Barir
Netanyahu akan Terapkan Aturan Batasi Akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa Selama Bulan Ramadan
TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui permintaan menteri keamanan ekstremisnya, Itamar Ben Gvir, untuk membatasi akses warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki selama bulan Ramadhan mendatang.
Pemerintah membuat keputusan yang memungkinkan kebebasan beragama dengan batasan keamanan yang diperlukan, yang telah ditetapkan oleh pejabat profesional, kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada 18 Februari.
Pernyataan tersebut menolak laporan media Ibrani bahwa perdana menteri belum mengambil keputusan mengenai masalah ini, dan menyebutnya tidak benar.
Ben Gvir telah menuntut agar Muslim Palestina dari Tepi Barat yang diduduki – serta mereka yang memiliki kewarganegaraan Israel di wilayah yang diduduki tahun 1948 – dilarang mengakses situs suci tersebut selama Ramadhan.
Netanyahu dilaporkan hanya setuju untuk melarang kelompok terakhir. Pembatasan tersebut akan didasarkan pada kriteria usia dan akan ditentukan kemudian, menurut laporan Israel.
Israel secara berkala melarang warga Palestina beribadah di Masjid Al-Aqsa untuk salat Jumat sejak 7 Oktober.
“Mempertimbangkan sensitivitas seputar situasi keamanan, pembatasan akan diberlakukan hanya untuk tujuan keamanan,” kata mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz pada hari Minggu.
Baca juga: Israel akan Batasi Akses ke Masjid Al-Aqsa selama Ramadan, Hamas Desak Warga Palestina Melawan
Persetujuan perdana menteri terhadap permintaan Ben Gvir muncul dalam pertemuan tingkat menteri pada hari Minggu.
“Netanyahu menerima posisi Ben-Gvir untuk membatasi masuknya orang Arab-Israel ke Bukit Bait Suci, keputusan itu diambil bertentangan dengan posisi keamanan Shin Bet,” surat kabar Israel Haaretz mengutip sumber yang ikut serta dalam pertemuan tersebut.
Shin Bet percaya bahwa setiap permusuhan terhadap umat Islam selama bulan suci Ramadhan adalah ide yang buruk dan pembatasan hanya akan memicu ketegangan lebih lanjut.
Perdana menteri dilaporkan menolak permintaan lain yang dibuat oleh Ben Gvir, termasuk mengizinkan polisi menyerang tempat suci tersebut jika bendera Palestina dikibarkan di dalamnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah memberlakukan pembatasan terhadap jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan, terutama ketika bulan suci umat Islam bertepatan dengan hari libur Yahudi.
Pembatasan tersebut mengakibatkan ketegangan dan bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel.