Netanyahu akan Melarang Warga Palestina Masuk ke Masjid Al-Aqsa Selama Bulan Ramadan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui permintaan menteri keamanan ekstremisnya, Itamar Ben Gvir, untuk membatasi akses Al Aqsa.
Penulis: Muhammad Barir
Yerusalem Timur diduduki dan dianeksasi secara ilegal oleh Israel pada tahun 1967.
Berdasarkan hukum internasional dan perjanjian Status Quo Yerusalem, Israel tidak memiliki kedaulatan atas kompleks Masjid Al-Aqsa.
Meski demikian, serangan provokatif pemukim dan penggerebekan polisi ke tempat suci tersebut merupakan kejadian biasa.
Masjid Al-Aqsa yang dibangun oleh seorang khalifah Arab pada abad ke-7 merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam. Struktur ini sangat berharga bagi hampir dua miliar umat Islam.
Pada bulan April 2023, roket menghantam Israel dari Gaza, Suriah, dan Lebanon dalam beberapa hari setelah polisi Israel menggerebek dan secara brutal memukuli jamaah di lokasi tersebut.
Serangan Israel ke situs suci tersebut memicu pertempuran 11 hari antara perlawanan Palestina dan Israel pada Mei 2021.
Sejak pemerintahan Israel saat ini berkuasa, serangan pemukim ilegal dan provokatif, yang terkadang dipimpin oleh Ben Gvir sendiri, telah meningkat secara signifikan. Penggalian berbahaya yang disponsori Israel di dekat lokasi tersebut juga semakin cepat.
Menurut laporan Ibrani, lembaga keamanan Israel umumnya berhati-hati dalam menerapkan pembatasan terhadap jamaah di masjid, mengingat Israel sudah menghadapi perang multi-front.
Dinas keamanan Israel, Shin Bet, telah menyatakan kekhawatirannya bahwa pembatasan tersebut hanya akan memicu ketegangan menjelang bulan suci umat Islam.
Batasi Akses Umat Islam ke Tempat Suci
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk membatasi warga Palestina di Israel mengakses Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan, Channel 13 melaporkan kemarin.
Keputusan tersebut dilaporkan diambil menyusul tekanan dari Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir dan bertentangan dengan saran badan keamanan yang mengatakan hal ini dapat menyebabkan situasi di lapangan meledak.
Israel telah membatasi akses umat Islam ke tempat suci tersebut untuk melaksanakan salat, khususnya pada hari Jumat, sejak 7 Oktober. Sekarang tampaknya akan membatasi jumlah selama Ramadhan.
Israel meningkatkan serangannya terhadap Al-Aqsa selama bulan Ramadhan, menyerbu tempat suci umat Islam saat umat Islam sedang melaksanakan salat malam.
Sementara kelompok pemukim sayap kanan sebelumnya menyerukan penyerangan ke Al-Aqsa menjelang hari raya Yahudi, termasuk Paskah yang rencananya akan diadakan pada akhir April.
(Sumber: The Cradle, Middle East Monitor)