Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hampir 1.000 Serdadu Ukraina Hilang Dalam Tugas Saat Kekalahan di Avdiivka

Kota yang dianggap strategis, karena jadi salah satu benteng pertahanan terkuat di wilayah Donbass, Ukraina timur, akhirnya dicaplok juga oleh Rusia.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hampir 1.000 Serdadu Ukraina Hilang Dalam Tugas Saat Kekalahan di Avdiivka
RNZ News
Tentara Ukraina yang ditarik mundur dari medan perang Avdiivka. Kota itu jatuh ke tangan Rusia setelah pertempuran selama empat bulan 

Militer Presiden Volodymyr Zelensky tak kuasa membawa mereka mundur, mereka membiarkan pasukan terluka dan meninggalkan mereka.

Media Ukraina, Strana.ua memberitakan, Rusia mengambil penuh Avdiivka setelah benteng terakhir Avdiivka yaitu sebuah pabrik telah dikuasai.

Panglima Angkatan Bersenjata Jendral Oleksandr Syrsky dan komandan kelompok Tavria Tarnavsky mengumumkan bahwa keputusan telah dibuat untuk mundur dari kota demi menyelamatkan nyawa para prajurit.

Namun akibat terlalu lambannya penarikan tentara Ukraina, masih banyak dari mereka yang tercecer.

Strana mengungkapkan bahwa Ukraina meninggalkan begitu saja tentaranya yang terluka.

Hal ini terungkap dalam sebuah rekaman video percakapan seorang perwira di kota tersebut.

Perwira muda berjulukan Django mengatakan bahwa dia dan pasukan yang terluka lainnya ditinggalkan di posisinya dan anggota unit lainnya pergi.

Berita Rekomendasi

Di area benteng Zenit Angkatan Bersenjata Ukraina, menurut kesaksian para pejuang Ukraina, mereka diperintahkan untuk meninggalkan yang terluka dan mundur.

Media Ukraina mempublikasikan cerita saudarinya "Django".

Ekaterina kakak perempuan Django sempat berkomunikasi dan mengatakan kalau adiknya terjebak dalam sebuah benteng pabrik bersama sejumlah tentara lain. Mereka telah menunggu satu setengah hari untuk dievakuasi.

Kebanyakan dari mereka terbaring karena luka, termasuk Django.

“Django, ketika dia menelepon saya, dia sangat kesakitan, mereka menyuntiknya dengan semua yang tersisa, namun obatnya habis dan begitu pula makanannya,” kata Ekaterina.

Beberapa jam kemudian dia memberi tahu Ekaterina bahwa tidak akan ada evakuasi dan mereka dibiarkan mati.

Pada panggilan berikutnya, “Django” melaporkan bahwa komando telah setuju bahwa Rusia akan menjemput mereka dan mengibarkan bendera putih.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas