Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Pengunjuk Rasa di Inggris Mengibarkan Bendera Palestina, Kompak Teriak Israel Negara Teroris

Para pengunjuk rasa di Inggris mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan 'Israel adalah negara teroris'.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Para Pengunjuk Rasa di Inggris Mengibarkan Bendera Palestina, Kompak Teriak Israel Negara Teroris
HENRY NICHOLLS / AFP
Anggota komunitas Yahudi Ultra-Ortodoks memegang plakat saat mereka melakukan protes di Lapangan Parlemen di London pada 21 Februari 2024, dalam mosi Hari Oposisi di House of Commons yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza. HENRY NICHOLLS / AFP 

Kondisi ini membuat kondisi di Gaza semakin memprihatinkan, dengan terbatasnya makanan yang masuk ke sana.

Sementara ruang gerak mereka terkepung oleh tentara Israel.

Jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza menurun secara signifikan.

Otoritas perbatasan mengatakan jumlah truk telah berkurang dari 100–130 truk menjadi hanya empat truk pada hari-hari tertentu.

Otoritas penyeberangan perbatasan di selatan Gaza telah melaporkan penurunan signifikan jumlah truk bantuan kemanusiaan yang memasuki Jalur Gaza, Arab World Press (AWP) melaporkan pada 21 Februari.

“Hari ini 13 truk masuk melalui penyeberangan Kerem Abu Salom dan dari penyeberangan Rafah hanya empat truk bahan bakar yang masuk padahal sebelumnya antara 100–130 truk masuk,” Juru Bicara Otoritas Penyeberangan dan Perbatasan di Jalur Gaza Hisham Adwan mengatakan kepada AWP pada hari Selasa.

Adwan mencatat, pada hari-hari tertentu, hanya empat truk yang memasuki wilayah kantong yang terkepung itu.

BERITA REKOMENDASI

“Ada pengurangan jumlah truk secara signifikan, yang membuat situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin sulit,” kata Adwan, menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh demonstrasi Israel di dekat penyeberangan Kerem Shalom untuk mencegah masuknya mereka.

Adwan menambahkan, kualitas bantuan tetap sama, “sebatas daging kaleng, selimut, tenda, sebagian bahan pembersih, sebagian obat-obatan dan perbekalan kesehatan,” ujarnya.

Juru bicara Otoritas Penyeberangan dan Perbatasan menekankan bahwa 70 persen pasokan medis yang masuk ke Gaza tidak diperlukan saat ini, dan menyoroti obat-obatan untuk virus COVID-19 sebagai salah satu contohnya.

Senada dengan itu, Program Pangan Dunia PBB (WFP) telah memutuskan untuk menangguhkan pengiriman makanan ke Jalur Gaza bagian utara “sampai kondisi tersedia yang memungkinkan distribusi yang aman.”

“Keputusan untuk menghentikan pengiriman ke bagian utara Jalur Gaza bukanlah keputusan yang mudah, karena kita tahu hal ini berarti situasi di sana akan semakin memburuk dan lebih banyak orang berisiko meninggal karena kelaparan,” kata WFP dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Kemudian dalam pernyataannya, organisasi PBB tersebut mengakui bahwa “Makanan dan air bersih menjadi sangat langka dan penyakit merajalela, membahayakan nutrisi dan kekebalan perempuan dan anak-anak serta mengakibatkan lonjakan malnutrisi akut. Orang-orang sudah sekarat karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kelaparan.”

Kantor Media Pemerintah Gaza meminta organisasi PBB tersebut membatalkan keputusan ini, dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut “sama dengan hukuman mati bagi 750.000 orang, yang memperburuk situasi kemanusiaan.”

(Sumber: Dailymail, X, The Cradle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas