Israel Lakukan 10 Aksi Pembantaian pada Keluarga di Gaza, 104 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Selama 24 jam terakhir, aksi pembantaian Israel terhadap keluarga di Gaza telah menyebabkan 104 mati syahid.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Media China, Xinhua, melaporkan utusan Beijing untuk PBB, Zhang Jun, kecewa dan tidak puas terhadap veto AS.
"Veto AS mengirimkan pesan yang salah, justru mendorong situasi di Gaza menjadi lebih berbahaya," kata Zhang, Rabu (21/2/2024).
Ia juga mengatakan veto AS terhadap resolusi DK PBB "sama saja seperti memberikan lampu hijau bagi Israel untuk melanjutkan pembantaian di Gaza."
"Dewan Keamanan harus bertindak cepat untuk menghentikan pembantaian ini," ujar Zhang menambahkan.
"(Resolusi DK PBB untuk gencatan senjata di Gaza) tidak boleh jadi perdebatan, melainkan kewajiban moral yang tidak dapat dihindari oleh dewan."
Menurut Zhang, veto yang diajukan AS seharusnya tidak menghentikan resolusi DK PBB terkait situasi di Gaza.
Baca juga: Rasakan Dampak Boikot karena Dukung Israel, Unilever Sebut Penjualan di Indonesia Menurun
"Veto tidak dapat meredam seruan kuat untuk gencatan senjata dan diakhirinya perang."
"DK PBB tidak dapat menghentikan tugasnya untuk menegakkan keadilan dan memenuhi tanggung jawabnya hanya karena veto (dari AS)," beber Zhang.
Kekecewaan terhadap veto AS juga disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.
Mao menilai tindakan AS tersebut justru membuat Gaza berada dalam situasi yang semakin berbahaya.
"Semua pihak terkait, termasuk China, menyatakan kekecewaan yang mendalam (terhadap veto AS)," kata Mao.
"China mendukung rancangan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza," sambung dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)