Beri Sinyal pada Barat, Putin Terbangkan Angsa Putih Tu-160M, Pesawat Supersonik Pengebom Nuklir
Presiden Rusia Vladimir Putin menerbangkan langsung pesawat pembom berkemampuan nukilir milik Rusia Tu-160M pada Kamis (22/2/2024).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin menerbangkan langsung pesawat pembom berkemampuan nukilir milik Rusia Tu-160M pada Kamis (22/2/2024).
Ini merupakan sebuah langkah yang mungkin dilihat Barat sebagai pengingat akan kemampuan nuklir Moskow.
Menurut laporan AP News, Putin tampak mengenakan setelan penerbangan, menaiki pesawat perang di lapangan terbang yang tertutup salju di sebuah pabrik pembuatan pesawat terbang di Kota Kazan, Sungai Volga, yang telah memproduksi pesawat pengebom berat sejak zaman Soviet.
Pabrik tersebut telah menerima perintah negara untuk memproduksi versi modern dari pembom Tu-160 yang pertama kali terbang pada tahun 1980an dan diberi nama kode Blackjack oleh NATO.
Pesawat yang diterbangkan Putin adalah salah satu pembom pertama yang dibuat ulang, dilengkapi dengan mesin dan avionik baru dan diberi nama Tu-160M.
Setelah menerbangkan pesawat tersebut, Putin menuruni tangga dan mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat Tu-160M ini adalah pesawat yang andal dan modern yang dapat diterima oleh Angkatan Udara Rusia.
“Ini adalah mesin baru, banyak hal baru. Lebih mudah dikendalikan. Dapat diandalkan,” kata Putin, dikutip dari Reuters.
Penerbangan Putin selama 30 menit dengan pesawat pembom strategis supersonik Tu-160M juga tampaknya dimaksudkan untuk mengingatkan kekuatan nuklir Rusia di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat mengenai pertempuran di Ukraina.
Putin, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, mengandalkan kontrol ketat terhadap sistem politik Rusia yang ia bangun selama 24 tahun berkuasa.
Pesawat supersonik modern ini dijuluki Rusia sebagai ‘Angsa Putih’.
Baca juga: Putin Obral Narasi Patriotik Rusia, Peringati Tahun Kedua Invasi di Ukraina
Tu-160M, yang memiliki empat awak, mampu membawa 12 rudal jelajah atau 12 rudal nuklir jarak pendek dan dapat terbang sejauh 12.000 km (7.500 mil) non-stop tanpa mengisi bahan bakar.
Ini bukan pertama kalinya Putin menerbangkan pesawat militer.
Sebelumnya, Putin pernah menjadi kokpit pesawat perang selama 2 kali.
Pertama Malinda Putin menjadi kokpit adalah pada tahun 2020.
Saat itu, ia mengambil kursi co-pilot di pesawat tempur Su-27 untuk terbang ke Chechnya selama pertempuran separatis.
Kali kedua adalah ketika ia menjadi co-pilot sebuah Tu-160 selama latihan militer pada tahun 2005.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Rusia vs Ukraina