Pimpin Demo Besar-besaran, Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro Sangkal Rencana Kudeta
Di hadapan pendukungnya, Bolsonaro membantah tuduhan bahwa dirinya ikut serta dalam rencana kudeta, sebagai upaya untuk mempertahankan kekuasaannya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, memimpin unjuk rasa besar-besaran di Sao Paolo pada Minggu (25/2/2024).
Di hadapan pendukungnya, Bolsonaro membantah tuduhan dirinya ikut serta dalam rencana kudeta, sebagai upaya untuk mempertahankan kekuasaannya.
Ribuan pendukung Bolsonaro yang menghadiri demo tampak mengenakan kaus hijau dan emas yang melambangkan bendera nasional Brasil.
Selama demonstrasi, Bolsonaro yang juga mengenakan kaus emas-hijau, tampak mengibarkan bendera Israel.
Mereka memadati Paulista Avenue, yang merupakan jalan raya utama di Sao Paolo.
Melalui platform media sosial X, minggu lalu kelompok populis sayap kanan menyerukan unjuk rasa, mereka menyebut aksi itu sebagai wujud untuk "mempertahankan supremasi hukum yang demokratis (di Brasil).
Seperti diketahui, Bolsonaro sedang menghadapi penyelidikan oleh Polisi Federal Brasil atas dugaan percobaan kudeta yang mempertahankan kekuasaannya setelah kalah dalam pemilihan presiden tahun 2022.
Dilansir CNN, beberapa mantan menteri yang menjabat di pemerintahan Bolsonaro saat ini juga sedang diselidiki.
"Beberapa ajudan Bolsonaro juga telah ditangkap," lapor afiliasi CNN, CNN Brasil.
Bolsonaro bersikeras ia mendapat "serangan poltiik".
Tahun lalu, pihak berwenang Brasil melarang Bolsonaro untuk mencalonkan diri dalam semua jabatan politik hingga tahun 2030.
Baca juga: Rumah Eks Presiden Brasil Jair Bolsonaro Digeledah Polisi, Diduga Palsukan Surat Vaksinasi Covid-19
Polisi menuduh Bolsonaro mengubah rancangan keputusan untuk menggagalkan hasil pemilu tahun 2022.
Mantan presiden dan pendukungnya diduga berencana untuk mempertahankan Bolsonaro tetap berkuasa setelah kekalahannya dari saingannya dari sayap kiri, Luiz Inácio Lula da Silva.
Ia juga disebut menekan para pemimpin militer untuk bergabung dalam upaya kudeta dan berencana untuk memenjarakan hakim Mahkamah Agung, dikutip dari Al Jazeera.
Buntut dari penyelidikan terkait kudeta yang gagal itu, paspor Jair Bolsonaro telah disita oleh pihak berwajib.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)