Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dronenya Kena Rudal, Israel Serang Lebanon Jauh ke Dalam: Komandan Komando Timur Hizbullah Tewas

Serangan udara Israel dilaporkan menewaskan kepala komando timur Hizbullah, Hassan Hossein Salami, di Lebanon selatan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Dronenya Kena Rudal, Israel Serang Lebanon Jauh ke Dalam: Komandan Komando Timur Hizbullah Tewas
AFP/MAHMOUD ZAYYAT
Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di hanggar yang dilaporkan dekat dengan jalan raya utama pantai di kota Ghaziyeh di Lebanon selatan, sekitar 30 Kilometer (20 mil) dari perbatasan dengan Israel, pada 19 Februari 2024. Sekutu Hamas, Hizbullah, dan musuh bebuyutannya, Israel, hampir setiap hari saling baku tembak melintasi perbatasan sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober. (Mahmoud ZAYYAT / AFP) 

Dronenya Kena Rudal, Israel Serang Lebanon Lebih Dalam: Komandan Komando Timur Hizbullah Tewas

TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Israel dilaporkan menewaskan kepala komando timur Hizbullah, Hassan Hossein Salami, di Lebanon selatan, kata Pasukan Israel (IDF), Senin (26/2/2024).

Outlet berita Lebanon Al-Akhbar melaporkan, Hizbullah telah mengkonfirmasi kematian Salami.

IDF mengatakan, Salami telah memerintahkan beberapa serangan terhadap Israel utara baik terhadap sasaran sipil maupun militer.

Baca juga: Video Drone Besar Hermes 450 Israel Jatuh Kena Rudal Hizbullah, Coreng Superioritas Udara IDF

Israel Menyerang Lebih Dalam

Pembunuhan Salami terjadi pada hari yang sama ketika angkatan udara Israel menyerang sasaran yang terkait dengan kelompok militan Hizbullah yang berada jauh di dalam Lebanon dibandingkan serangan Israel mana pun dalam beberapa tahun terakhir.

Setidaknya dua orang tewas pada hari Senin dalam tiga serangan udara Israel di dekat markas Hizbullah di Lebanon timur, Reuters melaporkan.

Tentara Israel mengkonfirmasi serangan tersebut, dengan mengatakan kalau serangan tersebut terjadi “sebagai balasan terhadap peluncuran rudal permukaan-ke-udara” yang menghantam pesawat tak berawak Israel pada Senin pagi di Lebanon selatan.

Baca juga: Balasan Hizbullah ke Israel atas Tewasnya 2 Petugas Medis: Obrak-abrik Markas IDF di Kiryat Shmona

Berita Rekomendasi

Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan pada Minggu kalau Israel “berencana untuk meningkatkan senjata melawan Hizbullah,” dan bersumpah untuk terus menyerang Hizbullah bahkan jika gencatan senjata sementara diterapkan di Gaza.

Baca juga: Israel Hadapi 2 Front Pertempuran, Gallant: Hizbullah Gabung Perang, 10 Kali Lebih Kuat dari Hamas

Pasukan Israel dan Hizbullah telah saling baku tembak secara teratur di perbatasan antara kedua negara sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah tetapi juga warga sipil di kedua pihak.

Menurut para pejabat AS, Israel, dan beberapa negara Timur Tengah telah mencapai “kesepahaman” mengenai persyaratan gencatan senjata di Gaza, namun masih belum jelas apakah Hamas akan menyetujui persyaratan tersebut.

Ketentuan kerangka tersebut dilaporkan mencakup persyaratan bagi Hamas untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza dengan imbalan gencatan senjata yang berlangsung beberapa minggu serta pembebasan ratusan tahanan Palestina.

Baca juga: Biasanya Menyerang, Tentara Israel Kini Diajari Bertahan: Gali Lubang Berdiam di Perbatasan Lebanon

Asap mengepul di desa El-Khiam di perbatasan selatan Lebanon selama pemboman Israel pada 7 Februari 2024, di tengah ketegangan lintas batas dengan Lebanon, ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza.
Rabie DAHER / AFP
Asap mengepul di desa El-Khiam di perbatasan selatan Lebanon selama pemboman Israel pada 7 Februari 2024, di tengah ketegangan lintas batas dengan Lebanon, ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza. Rabie DAHER / AFP (Rabie DAHER / AFP)

Pemukim Israel Dukung Perang Skala Penuh

Meskipun serangan yang dilakukan Hizbullah dan Israel hampir setiap hari, banyak ahli percaya bahwa tidak ada pihak yang ingin konflik ini meningkat menjadi perang skala penuh.

Meski begitu, pemerintah Israel berada di bawah tekanan dari 80.000 penduduk Israel utara yang telah dievakuasi dari rumah mereka setelah serangan Hizbullah, banyak dari mereka tidak akan kembali kecuali pasukan Hizbullah didorong lebih jauh dari perbatasan.

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa 71 persen warga Israel mendukung tindakan militer skala besar untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan, demikian yang dilaporkan surat kabar Israel, Maariv.

Baca juga: Media Israel: IDF Gagal Pukul Mundur Pasukan Khusus Radwan Hizbullah Melewati Sungai Litani

Pasukan elite Radwan Hizbullah dilaporkan menyiapkan pembalasan atas terbunuhnya seorang komandan senior unit mereka, Jawad Al-Taweel. Satu di antara kekhawatiran adalah Pasukan Radwan menjalankan misi masuk menyerbu ke Israel yang akan menghasilkan perang front kedua di Israel. IDF diketahui tengah menggempur Gaza untuk menumpas Hamas.
Pasukan elite Radwan Hizbullah dilaporkan menyiapkan pembalasan atas terbunuhnya seorang komandan senior unit mereka, Jawad Al-Taweel. Satu di antara kekhawatiran adalah Pasukan Radwan menjalankan misi masuk menyerbu ke Israel yang akan menghasilkan perang front kedua di Israel. IDF diketahui tengah menggempur Gaza untuk menumpas Hamas. (i24)

Baca juga: Roket Hizbullah Tewaskan Tentara IDF, Menteri Kabinet Perang Israel: Balasan ke Lebanon Bakal Keras

Pukul Mundur Hizbullah Bukan Tugas Gampang

Operasi militer di Lebanon selatan tidak akan mudah karena persiapan Hizbullah selama puluhan tahun untuk menghadapi serangan Israel dan kemampuannya untuk mundur sementara ke utara sampai pasukan Israel mundur, tulis pakar keamanan yang berbasis di Beirut, Nicholas Blanford, untuk Dewan Atlantik.

Hizbullah memiliki kekuatan tempur yang lebih besar daripada Hamas dan memiliki persediaan sekitar 150.000 rudal, yang berarti mereka memiliki kapasitas untuk “menimbulkan dampak buruk pada Israel,” kata Randa Slim dari Middle East Institute kepada Al Jazeera.

Ketika serangan terus berlanjut, “tekanan terhadap pemerintah Israel untuk melancarkan serangan ke Lebanon selatan akan sulit ditolak,” tulis Blanford.

(oln/Maariv, Al Jazeera/Le Monde)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas