Israel Tuduh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Gunakan Sandera sebagai Tamengnya Agar Tak Ditangkap
Militer Israel meyakini pemimpin Hamas, Yahya Sinwar berada di Gaza dan menggunakan sandera sebagai tamengnya agar tak tertangkap.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Menurut laporan pers Israel, tentara telah menemukan pakaian Sinwar, catatan bahwa ia menulis dengan tangan dan bahkan sikat gigi yang mungkin ia gunakan.
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa pejabat berspekulasi bahwa Sinwar mungkin telah pindah beberapa mil jauhnya ke Rafah.
Para pejabat Israel secara terbuka membantah klaim pers bahwa Sinwar melarikan diri melewati perbatasan.
Operasi Militer di Rafah Tetap Dilakukan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, operasi militer di Rafah akan tetap dilakukan, meski gencatan senjata di Gaza disepakati dengan Hamas.
"Ya, kemenangan sudah dekat, dan Anda tidak bisa meraih kemenangan sampai Anda melenyapkan Hamas," katanya kepada reporter CBS, dikutip dari The New Arab.
"Kita tidak bisa meninggalkan seperempat batalyon Hamas di Rafah dan berkata, ya, tidak apa-apa, mereka akan berada di sana."
"Ini seperti mengatakan seperempat ISIS akan dibiarkan dan memiliki wilayah yang ditentukan karena Anda tahu, mereka akan tetap berada di sana, segera menyusun kembali diri mereka sendiri," ungkapnya.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Ledakkan Rumah Berisi 15 Tentara Israel, Jebak dan Sergap Musuh hingga Tewas
Netanyahu menegaskan kembali tujuan perangnya untuk "menghancurkan Hamas, membebaskan para sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak menimbulkan ancaman".
Dia sebelumnya menolak proposal gencatan senjata Hamas yang akan membebaskan para sandera dengan imbalan Israel membebaskan tahanan Palestina, segera memberlakukan gencatan senjata, dan menarik pasukan dari Gaza.
"Jadi kemenangan total penting untuk mencapai tujuan perang untuk menghancurkan Hamas, membebaskan sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak menimbulkan ancaman."
"Namun menurut saya juga penting untuk masa depan Timur Tengah yang damai," ungkapnya.
Badan-badan bantuan telah memberikan peringatan atas situasi di Gaza dengan penderitaan yang luar biasa di Rafah yang padat penduduknya.
Bahkan sekutu seperti AS dan Inggris telah memperingatkan Israel terhadap serangan terhadap Rafah yang mungkin membahayakan warga sipil.
Baca juga: Tentara Amerika yang Bakar Diri di Depan Kedubes Israel Dinyatakan Tewas
Gencatan Senjata Bisa Terjadi Senin Depan
Presiden AS, Joe Biden menaruh harapan besar terjadinya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.